sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Industri asuransi jiwa tumbuh 21,7% sepanjang 2017

Capaian itu, empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya 5,19%.

Hermansah
Hermansah Jumat, 16 Mar 2018 15:53 WIB
Industri asuransi jiwa tumbuh 21,7% sepanjang 2017

Pertumbuhan pendapatan industri asuransi jiwa nasional tercatat sebesar 21,7%. Capaian itu, empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya 5,19%. Hal tersebut menjadi gambaran, industri asuransi jiwa merupakan salah satu elemen penting dalam pilar perekonomian Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Hendrisman Rahim, menyampaikan, keseluruhan total pendapatan industri asuransi jiwa di kuartal keempat 2017 tumbuh positif. “Total pendapatan (income) industri asuransi jiwa pada kuartal keempat 2017 tercatat bertumbuh sebesar 21,7%, menjadi Rp254,22 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 208,92 triliun," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/3). 

Total pendapatan premi merupakan kontributor terbesar atas total pendapatan industri (income) industri asuransi jiwa, yakni sebesar 77,0%”.  Total pendapatan premi sendiri tumbuh sebesar 17.2%. Dari Rp167,04 triliun di 2016 menjadi Rp 195,72 triliun pada kuartal keempat tahun 2017. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya total premi bisnis baru dan premi lanjutan masing-masing sebesar 22.4% dan 8.4%. 

Terkait total pendapatan premi, pertumbuhan premi didorong meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 24,1% dan berkontribusi sebesar 45,9%. Dari saluran keagenan turut meningkat sebesar 11,8% dengan kontribusi sebesar 37,1%, selanjutnya saluran distribusi alternatif yang juga meningkat 12,1% dan berkontribusi sebesar 17,0%. Sementara pendapatan premi dari saluran distribusi telemarketing pun mengalami pertumbuhan sebesar 4,9%.

Jumlah investasi di kuartal keempat 2017, turut mengalami peningkatan sebesar 22,8% menjadi Rp 486,20 triliun dibanding periode yang sama 2016 sebesar Rp. 395,96 triliun. Tentunya, kenaikan di sejumlah indikator ini turut mempengaruhi pertumbuhan pada total asset sebesar 24,6% atau menjadi Rp 542,61 triliun. Dibandingkan pada periode yang sama  2016 yakni sebesar Rp. 435,53 triliun.

Sementara, industri asuransi jiwa tetap menunjukkan komitmen dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam membayarkan klaim dan manfaat. Pada kuartal keempat 2017, total klaim dan manfaat bertumbuh 26,1%, menjadi Rp 121,08 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 96,05 triliun.

Ketua Bidang Best Practice AAJI Rianto Djojosugito mengatakan, klaim nilai tebus (surrender), dikuartal keempat 2017 meningkat sebesar 28,6% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 67,28 triliun. Klaim ini memiliki proporsi terbesar di dalam pembayaran klaim dan manfaat, yakni sebesar 55,6%. Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Klaim penarikan sebagian (partial withdrawal), juga mengalami pertumbuhan, meningkat sebesar 28,9% dibandingkan periode yang sama 2016, menjadi Rp 17,49 triliun dan berkontribusi sebesar 14,4%.

Sponsored

Sementara klaim kesehatan (medical), tercatat meningkat 0,7% menjadi Rp 9,35 triliun. Peningkatan ini terjadi akibat meningkatnya klaim kesehatan perorangan sebesar 5,3% di kuartal keempat 2017. Sebanyak 54,4% klaim medical berasal dari produk asuransi kesehatan kumpulan. Sisanya sebesar 45,6% berasal dari produk asuransi kesehatan perorangan.

Sementara total tertanggung industri asuransi jiwa pada kuartal keempat 2017, tumbuh 14,5% menjadi 65.526.389 orang. Peningkatan ini sangat dipengaruhi pertumbuhan total tertanggung perorangan yang meningkat 4,5% menjadi 18.489.554 orang dan total tertanggung kumpulan meningkat 19,0% menjadi 47.036.835 orang.

Sementara, Kepala Departemen Hubungan Internasional AAJI, Nelly Husnayati, menjelaskan, pertumbuhan rata-rata jumlah tertanggung selama kurun dua tahun (Q4 2015 – Q4 2017) sebesar 9,2%. Hal ini menjelaskan bahwa, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi dan pemahaman tujuan berasuransi untuk jangka panjang sudah mulai meningkat.

Dari catatan AAJI, pada kuartal keempat 2017, penetrasi asuransi jiwa yang dilihat dari besarnya jumlah tertanggung perorangan terhadap jumlah penduduk, menunjukkan nilai di angka 7,1%.

Peningkatan jumlah tenaga pemasar asuransi jiwa pada kuartal keempat 2017 sebesar 7,6% yaitu menjadi 584.469 orang. Dibandingkan dengan periode yang sama 2016 sebesar 543.192 orang, Dimana 90,5% dari total tenaga pemasar tersebut berasal dari saluran keagenan.

AAJI juga mencatat, pertumbuhan tenaga pemasar berlisensi berdasarkan saluran keagenan. Pada kuartal keempat 2017, saluran keagenan meningkat 7,2% menjadi 528.744 orang dibandingkan periode yang sama  2016 sebanyak 493.264 orang. Bancassurance meningkat 9,3% menjadi 28.834 orang dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebanyak 26.374 orang. Sedangkan saluran alternatif meningkat 14,2% menjadi 26.891 orang dibandingkan periode yang sama 2016 sebanyak 23.554 orang.

“AAJI dan industri asuransi jiwa akan terus berusaha tetap menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bisnis asuransi, dengan merekrut tenaga pemasaran berlisensi yang handal dan berkualitas. Melalui program 10 juta agen, AAJI juga berupaya untuk memperkenalkan kepada masyarakat profesi agen sebagai salah satu alternatif profesi yang menjanjikan ditengah sulitnya lapangan pekerjaan.” papar Nelly.


 

Berita Lainnya
×
tekid