sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Industri nasional diklaim mampu berdaya saing global

Di industri-industri tersebut sudah diaplikasikan teknologi digital, seperti artificial intelligent dan internet of things.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Senin, 11 Feb 2019 20:30 WIB
Industri nasional diklaim mampu berdaya saing global

Sejumlah industri nasional, diklaim telah mampu berdaya saing global di era digital. Perusahaan yang sudah menjadi percontohan dalam penerapan industri 4.0, di antaranya PT Schneider Electric Manufacturing Batam di sektor industri elektronika dan PT Chandar Asri Petrochemical di Industri Kimia. 

Selanjutnya, PT Mayora Indah Tbk diindustri makanan dan minuman, Sritex di industri tekstil dan pakaian, serta PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia di industri otomotif. Di industri-industri tersebut sudah diaplikasikan teknologi digital, seperti artificial intelligent dan internet of things.

“Beberapa industri itu tidak hanya menjadi percontohan di Indonesia, tetapi juga bagi Singapura. Bahkan, mereka akan dijadikan sebagai lighthouse di negara-negara Asean lain,” imbuh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/2).

Guna mendorong industri nasional berdaya saing global di era digital, pemerintah mendorong lima sektor industri untuk menjadi kunci, yakni eletronik, otomotif, kimia, makanan dan minuman, serta tekstil dan pakaian. 

Alasan Kemenperin memilih lima sektor itu, karena 60% pertumbuhan ada di sektor-sektor tersebut, kemudian ekspor paling tinggi ada di lima sektor tersebut, dan tenaga kerja di lima sektor itu pun sudah siap. 

Untuk mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0, pemerintah akan mendorong sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni melalui reskilling. Untuk memantapkan industri 4.0, vokasi dan retraining sangat diperlukan. 

"Industri 4.0 adalah tantangan yang sangat baik bagi Indonesia, karena dengan industri 4.0 akan menjadi lebih efektif dan produktif," ujarnya. 

Saat ini Kemenperin telah menjalankan program link and match, dengan menggandeng sebanyak 2.074 SMK dan 745 perusahaan dari wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. 

Sponsored

Juga, telah dilakukan pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem three in one, pembangunan infrastruktur kompetensi (SKKNI, LSP, dan Sertifikasi Kompetensi), serta pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0. 

Berita Lainnya
×
tekid