sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ini alasan wisata alam kembali buka padahal masih pandemi

Setelah mendapatkan masukan dari berbagai pihak, akhirnya pemerintah membolehkan sejumlah kegiatan wisata alam kembali dibuka.

Valerie Dante
Valerie Dante Sabtu, 26 Sep 2020 18:19 WIB
Ini alasan wisata alam kembali buka padahal masih pandemi

Penutupan tempat wisata demi mencegah penyebaran Covid-19, menyebabkan industri pariwisata dalam negeri menderita kerugian. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berkurang dan hilangnya nilai uang yang berputar dari kegiatan wisata alam.

Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK) di Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nandang Prihadi, mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan sekitar 59 perusahaan pemegang Izin Usaha Penyedia Sarana Wisata Alam (IUPSWA) menutup kegiatannya. Hal tersebut berdampak pada lebih dari 2.000 pekerja IUPSWA.

Selain itu, 647 operasional pemegang jasa seperti pemandu wisata atau tour leader juga terhenti.

"Ini berdampak pada sekitar 5.000 pekerja," sambung Nandang dalam webinar Pendidikan Indonesia pada Sabtu (26/9).

Akibatnya PNBP yang diterima pemerintah juga berkurang. Nilai PNBP yang hilang akibat pandemi diperkirakan tidak sedikit. 

"Dari hitungan kami, PNBP sebesar Rp1 miliar yang diterima negara itu menimbulkan multiplier effect di sekitar kawasan konservasi itu minimal 10 kali lipatnya," kata Nandang.

Dengan mempertimbangkan penggerak perekonomian, pemulihan kondisi psikologis masyarakat, serta rekomendasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), akhirnya pemerintah membolehkan sejumlah kegiatan wisata alam yang dikenal sebagai pengaktifan kembali kunjungan wisata alam.

"Kami akhirnya memutuskan membuka sejumlah tempat wisata karena melihat adanya kebutuhan berwisata, adaptasi kebiasaan baru, dan pemulihan ekonomi nasional," ujarnya. "Walaupun sudah aktif kembali, tetapi tetap dengan batasan kesehatan yang ketat sekali," papar dia.

Sponsored

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Indonesian Tour Leader Association (ITLA) Tetty Ariyanto menyatakan, pandemik berdampak pada penyesuaian prosedur kerja bagi para pemandu wisata.

"Sekarang, para tour leader harus lebih bertanggung jawab atas kesehatan pribadi dan orang banyak, lebih melek teknologi, dan perlu berkontribusi besar dalam memajukan wisata domestik," tutur dia.

Oleh karena itu ke depannya, dia berharap pemerintah dapat memberikan akses dan perhatian yang lebih besar kepada para pekerja di industri pariwisata.

"Saya berharap akan ada regulasi yang memfasilitasi penataan ulang sertifikasi lisensi para pemandu wisata di tengah Covid-19," lanjut Tetty.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid