sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Investor lakukan aksi ambil untung, IHSG gagal ditutup 6.000

Pelemahan didorong oleh sektor infrastruktur yang turun 2,49% dan sektor industri dasar yang turun 2,02%.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 30 Des 2020 17:06 WIB
Investor lakukan aksi ambil untung, IHSG gagal ditutup 6.000

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,95% ke level 5.979 pada hari terakhir perdagangan tahun 2020, Rabu (30/12). Pelemahan didorong oleh sektor infrastruktur yang turun 2,49% dan sektor industri dasar yang turun 2,02%.

Tercatat sebanyak 24,7 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp14 triliun. Investor asing mencatatkan aksi beli senilai Rp76 miliar.

Saham-saham seperti PT Bank Central Asian Tbk. (BBCA), PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT  Astra International Tbk.(ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk.(MDKA) menjadi saham-saham yang paling banyak diborong asing. Sedangkan saham-saham seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.(ICBP), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.(CPIN), Siloam International Hospital Tbk. (SILO), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), dan PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) menjadi lima saham yang paling banyak dijual asing.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan dari dalam negeri, IHSG gagal ditutup di atas 6.000. Menurut Nico, pelemahan didorong oleh aksi ambil untung alias profit taking jelang libur panjang dan sentimen emergency brake, untuk memperketat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta.

"Selain itu, kebijakan pemerintah untuk menutup wilayah bagi warga negara asing (WNA) mulai awal tahun depan selama 1 hingga 14 Januari 2021, juga memberikan dampak psikologis bagi pasar," kata dia.

Sponsored

Sebelumnya, kata Nico, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi lonjakan kasus akibat libur panjang Natal dan Tahun baru, akan terasa di pertengahan bulan Januari 2021. Hal ini menurutnya memberikan gambaran kalau pandemi Covid-19 masih terjadi, sehingga membuat pelaku pasar cemas Covid-19 akan menghambat pemulihan ekonomi dalam negeri.

Berita Lainnya
×
tekid