Jabar akan intensifkan budi daya porang
Tanaman ini sebelumnya hanya dianggap sebagai makanan ular.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan menggencarkan pengembangan sektor pertanian, khususnya budi daya porang (Amorphophallus muelleri), lantaran dianggap paling prospektif dalam pemulihan perekonomian di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19).
"Salah satu sektor yang positif (pertumbuhannya saat pandemi) adalah usaha di sektor pertanian. Situasi ini harus cepat kita tangkap," kata Sekretaris Daerah Jabar, Setiawan Wangsaatmaja.
"Melakukan bisnis pertanian saat ini amat sangat tepat," sambung dia, melansir situs web Pemprov Jabar.
Porang diprioritaskan karena harga jualnya tinggi dan dianggap menjadi komoditas yang menjanjikan. Padahal, dulu dianggap sebagai makanan ular. "Tapi, sekarang sudah tidak, bahkan sudah banyak kisah sukses," ucapnya.
Sejauh ini, menurutnya, budi daya porang, masih dilakukan secara individu. "Kita harus bergerak lebih," seru dia.
Porang atau iles-iles merupakan tanaman umbi-umbian. Tanaman yang cocok dikembangkan saat musim hujan tersebut dapat diolah sebagai bahan baku tepung, kosmetik, dan penjernih air.
Di sisi lain, Setiawan berpendapat, sejumlah faktor membuat pertanian mampu bertahan saat pandemi. Pertama, dapat berjalan dengan baik meski protokol kesehatan diterapkan ketat. Lalu, kebutuhan masyarakat akan pangan tinggi.
Meski demikian, dirinya mengaku, suplai dan permintaan menjadi tantangan pelaku pertanian. "Lalu, logistiknya seperti apa? Itu juga harus kita pikirkan."
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar, Dadan Hidayat, menyatakan, pihaknya juga akan mengintensifkan produksi benih porang. "Tidak hanya untuk kecukupan Jabar, tapi juga untuk kebutuhan nasional dan internasional," sesumbarnya.