sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jadi komoditas ekspor unggulan, pemerintah dorong hilirisasi gambir

India menjadi negara tujuan utama ekspor dengan permintaan hingga 14.000 ton per tahun.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Sabtu, 26 Jun 2021 15:06 WIB
Jadi komoditas ekspor unggulan, pemerintah dorong hilirisasi gambir

Memasuki kuartal I-2021, sektor pertanian masih tetap tangguh dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 dengan tumbuh sebesar 2,95% (yoy). Untuk itu, pemerintah terus mendorong ekspor komoditas unggulan daerah yang diminati mancanegara, seperti gambir.

Indonesia merupakan pemasok 80% komoditas gambir di pasar dunia. Permintaan gambir dari India sebagai negara tujuan utama ekspor juga terus meningkat hingga mencapai 13.000-14.000 ton per tahun. 

Selain India, pasar ekspor gambir Indonesia meliputi Jepang, Pakistan, Filipina, Bangladesh, serta Malaysia.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud, menuturkan, Sumatera Barat (Sumbar) mampu memasok 80%-90% dari total produksi gambir nasional dan 90% produksi gambir di Sumbar berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota. 

"Komoditas Gambir menjadi salah satu komoditas unggulan di Sumbar karena banyak petani yang menggantungkan hidupnya dari budi daya ini. Kuantitas dan nilai ekspor gambir Sumbar cenderung meningkat sehingga diposisikan sebagai barometer gambir nasional," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/6).

Komoditas gambir memiliki beragam manfaat dan diversifikasi olahan produk mulai dari bahan campuran industri makanan dan minuman, bahan baku industri kesehatan dan farmasi, bahan baku industri kosmetik anti-aging dan antioksidan, serta campuran kunyahan sirih.

Musdhalifah berpesan, ekspor komoditas gambir diarahkan pada hilirisasi produk sehingga mampu meningkatkan nilai tambah. Dengan demikian, memberikan kontribusi pendapatan lebih tinggi bagi negara maupun imbal balik yang menarik bagi investor pada muaranya nanti.

Untuk mendorong upaya tersebut, pemerintah pun meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Kemenko Perekonomian, Pemprov Sumbar, pemda, para stakeholder, peneliti, dan kelompok tani terkait komitmen masing-masing pihak dalam upaya revitalisasi usaha tani gambir agar lebih berdaya saing serta mampu meningkatkan kesejahteraan.

Sponsored

Dalam kegiatan tersebut, juga dilakukan kunjungan lapangan untuk berdialog langsung dengan petani gambir di Kecamatan Mungka serta melihat tempat proses pengolahan gambir dari hulu ke hilir (rumah kampo). 

"Permasalahan dalam pengembangan gambir adalah fluktuasi harga, teknologi pengolahan gambir yang masih sederhana, serta sulitnya mencari tenaga kerja pengolah gambir," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Musdhalifah berpesan industrialisasi gambir bisa meningkatkan nilai tambah sehingga mampu menciptakan multiplier effects pada perekonomian daerah.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid