sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jaga kualitas aset, laba BNI kuartal 1-2018 Rp3,6 triliun

Perseroan melanjutkan aksi "bersih-bersih" kredit bermasalah secara masif untuk menjaga kualitas aset.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 23 Apr 2018 17:32 WIB
Jaga kualitas aset, laba BNI kuartal 1-2018  Rp3,6 triliun

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun pada kuartal I-2018. Capaian itu tumbuh 13,3%, dibandingkan laba pada kuartal I-2017 yang tercatat sebesar Rp 3,23 triliun. Bersamaan dengan itu, perseroan terus berupaya menjaga kualitas aset.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, mengatakan perseroan melanjutkan aksi 'bersih-bersih' kredit bermasalah secara masif untuk menjaga kualitas aset.

BNI juga menghadapi tantangan untuk persaingan penyaluran pembiayaan karena maraknya penerbitan obligasi oleh korporasi melalui pasar modal.

"Kita lanjutkan perbaikan NPL yang konservatif proaktif. Sampai kuartal I 2018, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) bisa kami jaga di 2,3%. Strateginya dengan restrukturisasi kredit lebih awal, dan begitu ada debitur yang tidak berprospek kami langsung lakukan penjualan aset," tutur Baiquni.

NPL BNI turun hingga 0,7% di paruh pertama tahun ini menjadi 2,3% dari 3%, dengan perbaikan kualitas kredit di sektor kredit agrikultur, pertambangan, dan konstruksi. BNI memang menyalurkan sebagian besar kreditnya kepada sektor korporasi.

Dengan NPL turun, BNI menjaga biaya kredit (credit cost) di 1,7%, sementara biaya pencangan menurun tipis menjadi 147,1% dari 148%.

Namun, penyaluran kredit BNI masih tumbuh di 10,8% (yoy) pada kuartal I-2018. Baiquni mengatakan memang ada tantangan dalam penyaluran kredit tahun ini terutama karena debitur korporasi yang mulai banyak mengandalkan pembiayaan dari penerbitan surat utang di pasar modal.

"Tahun lalu kredit kami cuma tumbuh 12,3%, tahun ini kami perkirakan bisa 13-15%. Beberapa BUMN yang kerjakan proyek infrastuktur juga cari alternatif selain bank yaitu di pasar modal. Memang kreditnya tidak besar tapi dari pasar modal banyak," jelasnya.

Sponsored

Dengan intermediasi itu, BNI meraup pendapatan bunga bersih sebesar Rp8,5 triliun atau tumbuh 9,5%. Sedangkan pendapatan non bunga (fee based income) tumbuh 18,5% (yoy) menjadi Rp2,65 triliun.

Sementara Direktur BNI, Anggoro Eko Cahyo, mengatakan pertumbuhan laba kuartal I tahun ini, ditopang oIeh kinerja penyaluran kredit yang meningkat sebesar 10,8% dibandingkan periode yang sama 2017. “Lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit di industri perbankan,” imbuhnya, Senin (23/4), di Jakarta.

Selain itu, pertumbuhan kredit juga mendorong pendapatan bunga bersih (net interest income/ NII) BNI tumbuh 95% pada kuartal pertama 2018. Laba BNI juga mendapatkan kontribusi dari pertumbuhan pendapatan non bunga (Non Interest Income) sebesar 18,5%. 

BNI mencatatkan penyaluran kredit pada kuartal I-2018 sebesar Rp 439,46 triliun atau tumbuh 10,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 396,52 triliun. Dengan penyaluran kredit tersebut, BNI mampu mencatatkan pendapatan bunga bersih pada kuartal pertama 2018 sebesar Rp 8,5 triliun. 

Selanjutnya, BNI juga berhasil membukukan pendapatan non-bunga sebesar Rp 2,65 triliun pada kuartal I-2018. Meningkat 18,5% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,23 triliun. Peningkatan pendapatan non-bunga ini didorong oleh peningkatan kontribusi fee (komisi) dari segmen business banking, antara lain komisi dari trade finance yang tumbuh 47,7% sekaligus menunjukkan geliat perekonomian yang tetap terjadi di Indonesia.

Pendapatan non bunga BNI diitopang oleh pertumbuhan transaksi pada bisnis consumer & retail. Antara lain dari pengelolaan rekening, transaksi kartu kredit, serta transaksi kartu debit. Pertumbuhan pendapatan non bunga ini jauh melampaui pendapatan non bunga di industri perbankan yang tumbuh negatif -4,2%.
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid