sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jelang tutup tahun, ekonomi bakal membaik?

Pelaku usaha dan pengamat pesimistis dengan membaiknya ekonomi yang ditargetkan pemerintah.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Rabu, 05 Des 2018 20:30 WIB
Jelang tutup tahun, ekonomi bakal membaik?

Menurut Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 hanya dapat mencapai 5,15% (yoy). Eko mengatakan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% hingga akhir 2018 hampir pasti tak akan tercapai. Bahkan, Eko menuturkan, untuk mencapai target 5,2% seperti disebut pemerintah pun masih sangat berat.

“Butuh upaya yang tidak ringan mengingat defisit perdagangan masih terjadi, dan defisit transaksi berjalan justru melebar,” kata Eko, saat dihubungi Reporter Alinea.id, Rabu (5/12). 

Lebih lanjut, Eko mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2018 saja sudah dipastikan akan lebih rendah dari triwulan III-2018. Menurut dia, ada sejumlah faktor yang menjadi sebab ekonomi Indonesia belum akan membaik hingga akhir tahun ini. Seperti, sektor konsumsi yang jadi andalan pemerintah justru di lapangan tidak mengalami perbaikan. 

Eko mengatakan, konsumsi memang memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara sekitar 56%. Namun, produk hasil industri manufaktur dan lainnya belum terserap maksimal. Hal ini diakibatkan konsumsi yang digenjot pemerintah melalui bantuan sosial cukup mengganggu penyerapan di pasar. 

“Konsumsi yang digenjot dengan bansos lebih ke produk pertanian, seperti beras dan industri pangan lainnya. Sehingga, efek ke industri lain masih kecil,” kata dia. 

Pengendalian harga yang digadang-gadang pemerintah sudah berhasil dilakukan, nyatanya juga tak sepenuhnya terjadi. Kata Eko, pengendalian memang bisa menekan inflasi menjadi rendah per November 2018. Akan tetapi, harga pangan, terutama beras, naik lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Ke depan, pemerintah dinilai harus lebih cermat mendorong sektor konsumsi. Saat ini, konsumsi memang menjadi andalan, karena kerap tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi, sebesar 5% per tahun. 

“Konsumsi memang besar, karena jumlah penduduk juga besar,” ujar Eko. 

Sponsored

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memprediksi, pertumbuhan ekonomi hanya bisa mencapai 5,2% pada 2019. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan target pemerintah, yang tercantum dalam APBN 2019 sebesar 5,3%. 

Hariyadi masih pesimistis, melihat sejumlah faktor internal dan eksternal yang akan mengganggu stabilitas ekonomi, yakni kondisi ekonomi global dan Pemilu. "Kami hanya menargetkan 5,2%, karena melihat beberapa faktor yang akan membuat pertumbuhan kita banyak tertekan. Seperti tahun ini, di mana salah satu faktornya adalah tekanan global," kata Hariyadi kepada Reporter Alinea.id, Rabu (5/12). 

Sementara itu, hingga kini kondisi perekonomian global belum bisa diprediksi. Sebab, saat ini masih terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Jelas, hal itu bisa memengaruhi perekonomian Indonesia.

"Kita lihat di G20, AS dan China baru gencatan senjata dan 90 hari tidak ada kenaikan tarif. Tapi, kami tidak tahu seperti apa kondisinya. Jadi, tekanan ini kami pandang cukup berpengaruh besar ke ekonomi kita," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid