sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jokowi: APBD penting untuk pacu pertumbuhan ekonomi daerah

Jokowi mengatakan, serapan APBD perlu didorong untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

Gempita Surya
Gempita Surya Kamis, 18 Agst 2022 13:18 WIB
Jokowi: APBD penting untuk pacu pertumbuhan ekonomi daerah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam sambutannya di Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8). Disampaikan Jokowi, sampai hari ini, belanja APBD baru sebesar 39,3% dari total anggaran.

"Hati-hati ini, baru Rp472 triliun. Padahal, ini penting sekali untuk yang namanya perputaran uang di daerah. Pertumbuhan ekonomi di daerah, ini yang namanya APBD ini segera keluar agar beredar di masyarakat. Ini penting sekali," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, serapan APBD perlu didorong untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Sebab, Jokowi mengecek, masih ada ratusan triliun APBD di bank yang belum dipergunakan sebagaimana mestinya.

"Saya cek APBD di bank. Hal-hal kecil seperti ini harus saya cek dan saya harus tahu angkanya, ada berapa uang APBD di bank. Masih Rp193 triliun, sangat besar sekali. Ini yang harus didorong agar ikut memacu pertumbuhan ekonomi di daerah," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi turut menyoroti angka inflasi Indonesia yang berada di angka 4,9%. Jokowi mengatakan, nilai inflasi tersebut didukung oleh tidak naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri.

Dimaksud Jokowi, harga Pertalite, Pertamax, Solar, LPG, hingga listrik, bukan harga sebenarnya atau harga keekonomiannya. Namun, harga tersebut merupakan harga yang disubsidi oleh pemerintah dengan tujuan untuk menekan angka inflasi.

"Itu harga yang disubsidi oleh pemerintah, yang besarnya hitung-hitungan kita di tahun ini, subsidinya Rp502 triliun. Angkanya gede sekali. Ini yang harus kita tahu. Untuk apa? Untuk menahan agar inflasinya tidak tinggi. Tapi apakah terus-menerus APBN akan kuat? Ya nanti akan dihitung oleh Menteri Keuangan," ujarnya.

Jokowi menambahkan, terkait situasi krisis pangan yang melanda dunia, ia bersyukur harga pangan terutama harga beras di Indonesia masih terkendali. Harga beras di Indonesia, kata Jokowi, masih lebih rendah dibandingkan negara-negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan China.

Sponsored

"Kita ini harus bersyukur bahwa utamanya harga pangan, utamanya lagi harga beras masih bisa kita kendalikan dengan baik. Harga beras di angka rata-rata masih Rp10.000-an, lebih sedikit. Coba lihat di negara-negara lain. Kemarin saya cek di kedutaan, coba cek harga beras di Jepang Rp66.000, di Korea Selatan Rp54.000, di Amerika Rp53.000,  di China Rp26.000. Ini yang terus harus kita pertahankan," ucapnya.

Bahkan, kata Jokowi, Indonesia mendapatkan sertifikat penghargaan dari International Rice Research Institute untuk sistem ketahanan pangan kita dan swasembada beras. Jokowi berharap, ke depannya Indonesia dapat turut mengatasi kelangkaan pangan di berbagai negara.

Sebab, lanjut Jokowi, sudah 60 negara yang diprediksi akan ambruk ekonominya, dan 345 juta orang di 82 negara akan menderita kekurangan pangan akut dan kelaparan.

"Ini yang harus kita pertahankan dan kita tingkatkan, sehingga tidak hanya swasembada beras saja, tetapi nanti bisa ekspor beras, ikut mengatasi kelangkaan pangan di beberapa negara," ujar Jokowi.

Berita Lainnya
×
tekid