sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemendag bidik perjanjian perdagangan kejar pasar ekspor

Kementrian perdagangan mulai membidik perjanjian perdagangan dengan negara lain untuk tingkatkan kinerja pasar ekspor.

Dimeitri Marilyn
Dimeitri Marilyn Selasa, 23 Okt 2018 16:27 WIB
Kemendag bidik perjanjian perdagangan kejar pasar ekspor

Kementerian Perdagangan mulai membidik perjanjian perdagangan dengan negara lain untuk meningkatkan kinerja pasar ekspor. Peningkatan perjanjian perdagangan Indonesia dengan negara lainnya sendiri adalah arahan langsung Presiden Joko Widodo.

"Sesuai perintah Presiden Joko Widodo, membuka pasar baru dan kemudian dengan pasar lama kita harus membuka diri yaitu dengan perjanjian perdagangan guna meningkatkan ekspor," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Selasa, (23/10).

Upaya peningkatan pangsa pasar eksport di Indonesia ini disampaikan ke dalam konfrensi pers bertajuk 'Empat Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla: Membangun Manusia Indonesia Menuju Negara Maju'.

Mendag mengatakan selama empat tahun berjalan Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, setidaknya Indonesia menandatangani 3 perjanjian dagang. 

Pertama yakni, perjanjian dagang dengan Palestina sebagai bentuk dukungan politik secara konsisten terhadap negara tersebut.

"Ini tidak pakai studi, tapi merupakan konsistensi kita berupa dukungan politik, jadi bukan hanya retorika semata tetapi juga dengan kemitraan ekonomi," ujar Enggar.

Melalui perjanjian tersebut alhasil Indonesia membuka barang dari Palestina dengan bea masuk 0%. Adapun barang impor yang tak dikenai harga khusus bea cukai adalah kurma dan minyak zaitun.

"Yang kita jaga sama-sama adalah menghindari 'free rider' yang akan ikut serta. Mereka meminta kita juga untuk mengirimkan komoditi yang ada dan kita mempersilahkan Palestina memilih apa yg mereka butuhkan," papar Enggar.

Sponsored

Selain itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai membuka diplomasi perdagangan ke Chili. Pemerintah Indonesia bahkan telah menandatangani kemitraan dengan Chili.

Sementara dengan Australia, secara substantif perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). CEPA sendiri usai dibahas lebih detail pembahasannya dan tinggal mengikuti kebijakan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Selain itu, ada delapan perundingan dagang yang sedang berjalan. Sementara tiga perjanjian masih ditinjau untuk dikembangkan dan dua lainnya sedang melakukan inisiasi pembahasan. Total perundingan tersebut berjumlah 13 perjanjian.

"Jadi total ada 13 yang kita kejar, paling tidak secara substantif tahun ini bisa kita kejar, sehingga semester I tahun 2019 sudah bisa berjalan," ujar Enggar.

Ia menambahkan, dalam setiap persiapan pembahasan perjanjian perdagangan, Kemendag tidak hanya datang dan bernegosiasi dalam kunjugan kerja, namun juga melibatkan dunia usaha untuk melakukan misi dagang.

"Ini momentum promosi dan transaksi, dengan demikian kami melibatkan mitra usaha," tutup Enggar. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid