sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemendag targetkan ekspor nonmigas 2020 surplus US$15 miliar

Ekspor nonmigas ditargetkan tumbuh sebesar 5,2%-9,8% selama 2020-2024.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 04 Mar 2020 16:05 WIB
Kemendag targetkan ekspor nonmigas 2020 surplus US$15 miliar

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan neraca perdagangan nonmigas Indonesia pada 2020 bisa surplus US$15 miliar, setelah sebelumnya pada 2019 ekspor nonmigas surplus US$6,15 miliar.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan target nonmigas tersebut telah ditetapkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

"Pada tahun 2020-2024, sesuai RPJMN, ekspor nonmigas ditargetkan tumbuh sebesar 5,2%-9,8%," katanya dalam konferensi pers Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/3).

Dia pun mengatakan, untuk mencapai target neraca perdagangan tersebut, Kemendag akan menjalankan sejumlah strategi. Di antaranya dengan memperluas akses pasar potensial sekaligus tetap menjaga pasar utama.

"Kita harus menjaga pasar utama seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia. Namun kita juga harus mengembangkan ekspor ke pasar pasar potensial seperti Afrika Selatan, Nigeria, Chile dan tetangga kita Myanmar," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan mempercepat proses ratifikasi dan implementasi perundingan perdagangan internasional, serta mengkaji ulang perjanjian perdagangan internasional yang sudah selesai.

Ratifikasi perjanjian dagang yang dimaksudkan adalah mengakselesari Free Trade Agreement (FTA), Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), dan Preferential Trade Agreement (PTA), dan meningkatkan pemanfaatan surat keterangan asal. 

Di lain sisi, pihaknya juga akan mendorong penguatan misi dan promosi dagang, serta meningkatkan ekspor barang yang bernilai tambah dan menggenjot perdagangan jasa. 

Sponsored

Agus juga menuturkan pemerintah akan menyelesaikan hambatan perdagangan  serta menjaga dan memperkuat pasar dalam negeri melalui optimalisasi instrumen pengamanan perdagangan.

"Sekaligus meningkatkan peranan produk dalam negeri di domestik dan e-commerce, dan meningkatkan daya saing sektor perdagangan, menjaga inflasi dan stabilitas harga," jelasnya.

Sementara itu, dari data yang dipaparkannya, pada 2018 ekspor per kapita Indonesia hanya mencapai US$673,3 miliar. Jauh dibandingkan dengan negara seperti Malaysia yang mencapai US$7.845,7 miliar, Thailand US$ 3.631,2 miliar, dan Vietnam US$2.571 miliar.

"Bahkan, dari sisi keterbukaan perdagangan Indonesia menjadi yang terendah di Asean. Itu kenapa transformasi ekonomi perlu dilakukan," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid