sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenhub: Trayek tol laut berpotensi jadi komersial

Kemenhub menyatakan trayek tol laut berpotensi menjadi komersial, karena banyaknya kapal berjadwal yang melintas di kawasan tersebut.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Senin, 08 Apr 2019 15:34 WIB
Kemenhub: Trayek tol laut berpotensi jadi komersial

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan sejumlah trayek tol laut berpotensi menjadi komersial setelah angkutan laut barang berjadwal beroperasi pada lintas tersebut.

“Ada beberapa daerah yang bisa jadi komersial karena kapal-kapal sudah beroperasi di jalur tol laut itu. Lama-kelamaan, banyak yang tertarik untuk jadi beroperasi komersial,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat rapat kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, di Jakarta, Senin (8/4).

Menurut Budi, peran tol laut sangat strategis dalam menekan disparitas harga bahan pokok di Indonesia bagian barat dan timur. Namun, lanjut dia, agar berkelanjutan tidak bisa seterusnya diberikan subsidi dan didorong untuk menjadi komersial.

“Contoh daerah yang dilintasi tol laut dan berpotensi menjadi komersial adalah di Dobo dan Saumlaki, Maluku,” kata dia.

Budi menegaskan, tol laut harus bisa bermanfaat bagi masyakarat. Bahkan, kalau perlu bisa membantu para nelayan untuk mengumpulkan ikan dan para pedagang untuk mendistribusikan hasil dagangnya.

"Kalau perlu membantu pedagang untuk mendistribusikan gula dan beras yang dibawa dari Jawa ke Indonesia timur. Ini saya lihat belum maksimal karena ongkosnya masih mahal. Kita harus bekerja dengan baik," katanya.


Sementara, saat ini, terdapat tiga perusahaan pelayaran swasta yang telah dinyatakan menang dalam lelang operator untuk tujuh trayek angkutan tol laut tahun 2019.

Untuk diketahui, tahun ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi program tol laut sebesar Rp222 miliar untuk penyelenggaraan 18 trayek, meliputi 11 trayek dioperatori perusahaan BUMN dan 7 trayek dengan operator pelayaran swasta.

Sponsored

Ketiga perusahaan yang sudah menang tender tol laut tersebut adalah PT Mentari Sejati Perkasa (Mentari Lines), PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. (Temas Line), dan PT Pelangi Tunggal Ika.

Adapun ketiga perusahaan tersebut merupakan pemenang lelang yang telah ditetapkan pada 25 Maret 2019. Selanjutnya, ketujuh trayek tersebut akan segera beroperasi melayani masyarakat di berbagai daerah.

Pembagiannya, Mentari Lines akan menjadi operator untuk empat trayek yaitu trayek H-2 dengan rute Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Namrole-Tanjung Perak, dan trayek H-3 yakni Tanjung Perak-Tenau-Saumlaki-Dobo-Tanjung Perak.

Selanjutnya,  trayek T-9 dari Tanjung Perak-Oransbari-Waren-Teba-Ambon-Tanjung Perak, dan trayek T-12 untuk rute Saumlaki-Larat-Teba-Moa-Kisar-Kalabahi-Saumlaki.

Sementara Temas Line akan menjadi operator untuk trayek T-11 yakni Tanjung Perak-Fakfak-Kaimana-Timika-Agats-Boven Digoel-Tanjung Perak.

Sedangkan PT Pelangi Tunggal Ika akan menjadi operator trayek Tenau-Rote-Sabu-Lamakera-Tenau (T-13) dan Tenau-Lewoleba-Tabilota-Larantuka-Marapokot-Tenau (T-14). 

Anggaran 2019

Di sisi lain, Budi menyoroti berbagai rencana program kerja Ditjen Perhubungan Laut. Budi meminta jajarannya agar rencana kerja bisa dilakukan dengan baik dan tidak menyerahkan kepada kontraktor untuk membuat perencanaan.

"Maka tak heran kalau hasilnya pasti mengecewakan. Kawan-kawan yang masih seperti ini harus mempertanggungjawaban hasilnya," kata Budi.

Selain itu, Budi juga menyatakan, hingga Maret 2019 serapan anggaran Ditjen Perhubungan Laut baru 6,14% dari total anggaran tahun ini Rp 10,31 triliun.

Pada  tahun lalu, penyerapan juga hanya mencapai 79% dari total pagu anggaran sebesar Rp11,6 triliun. 

Berita Lainnya
×
tekid