sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenkeu proyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2020 minus 1,1%

Kementerian Keuangan memproyeksikan pada kuartal III-2020, ekonomi masih mengalami pertumbuhan negatif

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 02 Sep 2020 12:31 WIB
Kemenkeu proyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2020 minus 1,1%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 masih berada di zona negatif. Hal tersebut disampaikan Sri dalam rapat kerja pemerintah dengan Komisi XI DPR, Rabu (2/9).

Dia menjelaskan, dengan bacaan dan analisa terhadap kondisi di kuartal II-2020, Kementerian Keuangan memproyeksikan pada kuartal III-2020 ekonomi masih mengalami pertumbuhan negatif, dan pada kuartal IV-2020 berada dalam zona sedikit di bawah netral.

"Kemenkeu memproyeksikan pada 2020 pertumbuhan ekonomi minus 1,1% hingga 0,2%. Perkiraan 0,2% bisa tercapai kalau pemulihan diasumsikan terjadi di kuartal III dan kuartal IV, sebagai kompensasi kontraksi pada kuartal II-2020," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (2/9).

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 tercatat mengalami kontraksi 5,32%. Pemerintah terus memantau ketat perkembangan ekonomi dari sisi permintaan, yakni investasi, konsumsi dan ekspor, di samping belanja pemerintah.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melanjutkan, meskipun mengalami kontraksi pada kuartal III, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bisa bangkit pada semester I-2021 meskipun tidak full power. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 berada pada rentang 4,5%-5,5%.

Sponsored

Pertumbuhan tersebut, bergantung pada keberhasilan penanganan Covid-19, dukungan ekspansi fiskal dan program PEN, adanya reformasi yang bisa mengembalikan kepercayaan dan pulihnya tingkat produktivitas dan iklim investasi.

"Semester I-2021, kita tidak bisa mengasumsikan pemulihan ekonomi yang full power. Karena pasti Covid-19 masih akan menjadi salah satu faktor yang menahan pemulihan, baik di konsumsi, investasi maupun pemulihan ekonomi global," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid