sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kementerian Keuangan kembali ubah proyeksi ekonomi Indonesia 2020

Dengan melihat data pertumbuhan ekonomi hingga November, Kemenkeu kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2020.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 21 Des 2020 14:52 WIB
Kementerian Keuangan kembali ubah proyeksi ekonomi Indonesia 2020

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali mengubah perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020. Sebelumnya, pada September hingga Oktober, Kemenkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 mencapai kisaran -1,7% hingga -0,6%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dengan melihat data pertumbuhan ekonomi hingga November, Kemenkeu kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2020.

"Kami merevisi proyeksi (pertumbuhan ekonomi) kita untuk tahun ini di -2,2% hingga -1,7%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (21/12).

Sri Mulyani melanjutkan, revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini juga dilakukan oleh lembaga-lembaga ekonomi lainnya. Dia menyebutkan untuk 2020, Asian Development Bank (ADB) merevisi proyeksinya untuk Indonesia menjadi -2,2%, Bank Dunia di -2,2%, dan OECD di -2,4%.

Perubahan proyeksi ini terjadi karena adanya dinamika Covid-19 yang membuat hampir semua negara dan institusi tidak bisa memberikan prediksi yang akurat bagaimana Covid-19 memengaruhi perekonomian suatu negara. Sehingga, revisi forecast dilakukan dalam frekuensi yang cukup sering.

"Sedangkan untuk 2021, dengan Covid-19 yang juga masih menjadi faktor, tetapi dengan adanya vaksin, kami harap akan jadi pemulihan. Kami tetap memproyeksikan perekonomian tahun depan akan tumbuh 5,0%," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Adapun lembaga seperti ADB, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di 4,5% tahun depan, IMF di 6,1%, Bank Dunia di 4,4%, dan OECD di 4,0%.

Sri Mulyani mengingatkan, seluruh forecast ini sangat tergantung pada kondisi Covid-19 dan vaksinasi, apakah bisa mengembalikan kepercayaan. Sehingga, kegiatan ekonomi, terutama di sisi agregat permintaan dan suplai bisa kembali mendekati normal.

Sponsored
Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid