sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kenaikan BI 7-days repo rate jadi 4,5% untuk kurangi risiko

Ekonom menilai penaikkan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia secara resmi menjadi 4,5% untuk mengurangi risiko derasnya capital outflow.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 17 Mei 2018 18:38 WIB
Kenaikan BI 7-days repo rate jadi 4,5% untuk kurangi risiko

Ekonom menilai penaikkan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia secara resmi menjadi 4,5% untuk mengurangi risiko semakin derasnya capital outflows.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan dalam Indonesia Economic and Market Outlook kuartal II/2018 menilai kenaikan suku bunga acuan atau BI 7-days reverse repo rate (7DRRR) perlu dilakukan bank sentral untuk mengurangi risiko semakin derasnya arus modal keluar (capital outflow).

Bahkan, dia memerkirakan BI 7DRRR bakal dikerek hingga 50 basis poin sepanjang tahun ini. Kenaikkan suku bunga acuan dapat membantu mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

"Rupiah sudah undervalued, atau sudah keluar jauh dari fundamentalnya," ungkapnya, Kamis (17/8).

Menurut prediksi Anton, hingga akhir tahun, nilai tukar rupiah bisa menguat hingga Rp13.800 per dollar AS. Hal itu didukung dari naiknya suku bunga acuan BI, maupun kebijakan pemerintah yang mendorong ekspor untuk menghadapi pelebaran current account deficit, yang saat ini dianggapnya sudah agak melebar jauh di angka 2,2% terhadap produk domestik bruto.

"Secara umum akhir tahun bisa menguat ke bawah Rp14.000 per dollar AS, walaupun sekarang sangat krusial. Kami enggak memperkirakan Rp15.000 per dollar AS, kecuali ada kesalahan policy dan di luar kontrol," paparnya.

Anton menuturkan dalam kondisi penuh ketidakpastian ekonomi global saat ini, para investor tengah melakukan pergeseran dana yang sebelumnya ditanamkan di negara-negara berkembang menuju ke Amerika Serikat yang dianggap lebih aman.

Dia menambahkan, Indonesia masih relatif lebih baik bila dibandingkan dengan negara-negara emerging market lainnya. Terpenting, kata dia, jangan sampai ada perubahan pandangan terhadap ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Sponsored

Meski fundamental ekonomi Indonesia dalam kondisi stabil, sambungnya, risiko yang dihadapi masih cukup banyak. Sehingga, dia menyarankan agar pemerintah dan otoritas moneter dapat mengurangi risiko-risiko itu.

"Kenaikan itu diperlukan supaya jangan muncul risiko-risiko tambahan. Makanya, kita pikir naikkan suku bunga," ujar Anton.

BI menggelar rapat dewan gubernur (RDG) pada Kamis (17/5) yang dipimpin oleh Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo. Bank sentral memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 4,50%.

Sebelumnya, RDG BI pada pertengahan April 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7DRRR tetap sebesar 4,25%, dengan suku bunga deposit facility tetap sebesar 3,5% dan lending facility tetap sebesar 5%.

Kala itu, BI menyebutkan, kebijakan tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di tengah meningkatnya tekanan eksternal. Bank Indonesia memandang pelonggaran kebijakan moneter yang ditempuh sebelumnya, didukung oleh kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran, masih memadai untuk terus mendorong momentum pemulihan ekonomi domestik.

BI pun tetap mewasapadai sejumlah risiko global tetap perlu diwaspadai karena dapat mengganggu perekonomian domestik, seperti peningkatan ketidakpastian pasar keuangan dunia, kenaikan harga minyak, dan kemungkinan berlanjutnya perang dagang AS-China.

Berita Lainnya
×
tekid