BPS: Kenaikan harga cabai dan rokok picu inflasi Januari 0,39%
Inflasi pada Januari 2020 naik dibandingkan tahun lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi inflasi pada Januari 2020 mencapai 0,39%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan infasi Januari 2019 sebesar 0,32%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penyebab inflasi pada awal tahun 2020 yakni kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan angka inflasi sebesar 1,62% dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,41%.
"Kalau kita lihat inflasi tertinggi adalah makanana, minuman, dan tembakau di mana terjadi inflasi sebesar 1,62%," kata Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/2).
Dalam kelompok tersebut, kenaikan harga cabai merah memiliki andil paling besar terhadap inflasi yakni sebesar 0,13%, disusul oleh cabai rawit 0,05%, ikan segar dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,04%, beras 0,03%.
Selain itu, inflasi juga disumbang oleh rokok kretek filter sebesar 0,02%, rokok putih 0,02%, dan rokok kretek sebesar 0,02%. "Jadi rokok filter, putih, dan kretek totalnya menyumbang inflasi sebesar 0,06%," ujarnya.
Sementara itu, Suhariyanto memaparkan kelompok transportasi mendorong deflasi sebesar 0,89% dan kelompok pendidikan dengan deflasi sebesar 0,14%.
"Apa yang menyebabkan deflasi karena penurunan tarif pesawat di mana liburan sekolah telah habis sehingga terjadi penurunan tarif angkutan udara sumbangannya kepada deflasi 0,11%," katanya.
Kenaikan dan penurunan sejumlah komoditas pada Januari 2020 ini kemudian menyebabkan inflasi di bulan tersebut tumbuh 0,39% (ytd), dan secara tahunan tumbuh 2,68%.