sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kesetaraan perempuan dapat genjot pertumbuhan ekonomi Indonesia

Kemajuan kesetaraan perempuan di Indonesia sudah sedikit lebih baik dari rata-rata negara lain di Asia Pasifik.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Senin, 06 Agst 2018 06:30 WIB
Kesetaraan perempuan dapat genjot pertumbuhan ekonomi Indonesia

Mckinsey Global Institue (MGI) meyakini kesetaraan perempuan di Indonesia, dapat meningkatan pertumbuhan ekonomi hingga 9% terhadap produk domestik bruto (PDB) di tahun 2025. 

Presiden Direktur PT MicKinsey Indonesia, Philia Wibowo, menjelaskan bahwa Indonesia saat ini menunjukkan kinerja yang sedikit lebih baik, dari rata-rata negara lain di Asia Pasifik dalam kemajuan kesetaraan perempuan

Dalam hal kesetaraan gender di tempat kerja, kemajuan Indonesia berada di atas rata-rata. Indonesia juga telah berhasil menurunkan angka kematian ibu dan kesenjangan gender di bidang pendidikan. Meski demikian, kata Philia, angka ketidaksetaraan yang tinggi ditemukan pada beberapa wilayah di Indonesia. 

"Dengan menutup kesenjangan antara negara-negara yang memiliki kinerja lemah dengan mereka yang memiliki kinerja terbaik dalam hal kesetaraan gender, negara-negara di Asia Pasifik dapat meraih keuntungan ekonomi yang signifikan," ujar Philia dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea, Minggu (5/8). 

Lebih lanjut Philia menyampaikan, MGI telah menghitung Gender Parity Score (GPS) untuk semua negara di Asia Pasifik, dengan menggunakan 15 indikator kesetaraan gender dalam dunia kerja, dan tiga tipe kesetaraan gender di masyarakat, termasuk layanan dan pendukung ekonomi yang esensial, perlindungan hukum dan suara politik, serta keamanan fisik dan otonomi. 

"Jika Indonesia meningkatkan upayanya dalam meraih paritas gender, dampak ekonomi yang signifikan dapat kita raih. Indonesia dapat meningkatkan PDB tahunan sebesar US$135 miliar di tahun 2025 atau 9% di atas kondisi normal," imbuh Philia. 

Skor GPS Indonesia dalam kesetaraan gender di dunia kerja adalah 0,52, di atas rata-rata regional (0,44) tetapi di bawah skor terbaik regional (0,73). 

Dalam hal layanan dan pendukung ekonomi yang esensial, GPS Indonesia adalah 0,88, dibandingkan dengan rata-rata Asia Pasifik yang mencapai nilai 0,85 dan kinerja terbaik secara regional yang mencapai nilai 0,96. 

Sponsored

Dalam hal perlindungan hukum, GPS Indonesia adalah 0,37, sedikit di atas rata-rata regional (0,32), namun jauh tertinggal dibanding skor terbaik di regional (0,66). Dalam hal keamanan fisik dan otonomi, skor Indonesia adalah 0,82, setara dengan skor rata-rata regional, namun tertinggal dari skor terbaik regional yang mencapai 0,96.

Menurut Perkiraan Bank Dunia, kesenjangan gender menyebabkan hilangnya pendapatan rata-rata 15% di negara-negara anggota OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi), 40% diantaranya disebabkan oleh gap ini. 

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kesempatan bersekolah bagi anak perempuan dan laki-laki di Indonesia sudah hampir setara. Namun demikian, ketika memasuki dunia kerja, terjadi penurunan hingga 50% bagi perempuan. 

"Peran perempuan sebagai ibu dan istri menjadi hambatan dalam meneruskan karirnya," jelas Sri Mulyani. 

Untuk diketahui, menurut data BPS 2017, hanya 30% perempuan yang berkecimpung di bidang industri Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). 

Di sektor bisnis, peran pimpinan yang dipegang oleh wanita hampir setengahnya, yaitu 46%. Namun tidak demikian di parlemen. Walaupun ada aturan alokasi keterwakilan perempuan 30%, anggota parlemen perempuan saat ini hanya 17%. 

Sri Mulyani menambahkan, salah satu penyebab kesenjangan gender adalah askses kesehatan terhadap kaum ibu dan angka kematian saat melahirkan. Oleh karena itu, negara yang ingin meraih ketahanan ekonomi, harus berinvestasi di kesehatan dengan mengurangi angka kematian ibu melahirkan, meningkatkan kesempatan mendapatkan pendidikan, serta memastikan adanya kesetaraan perempuan dan laki-laki untuk beperan dalam ekonomi. 

"Melalui APBN, pemerintah telah memberikan perhatian kepada program-program pemberdayaan perempuan sejak dini dengan alokasi anggaran untuk sektor pendidikan maupun kesehatan," kata Sri Mulyani memaparkan. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid