sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kontribusi ekspor UMKM hanya 14,17%

Pemerintah membukakan jalan bagi UMKM nasional untuk masuk dalam rantai pasok global atau global value chain.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 18 Jan 2021 14:47 WIB
Kontribusi ekspor UMKM hanya 14,17%

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap ekspor Indonesia masih rendah, yaitu sebesar 14,17% dari total ekspor nasional.

Untuk itu, peningkatan ekspor tersebut harus didorong, salah satunya adalah dengan membukakan jalan bagi UMKM nasional untuk masuk dalam rantai pasok global atau global value chain.

"Kami ingin peran UMKM diperkuat bukan hanya meningkatkan lapangan kerja dan kontribusi ke PDB juga bagaimana UMKM bisa masuk ke global value chain dan meningkatkan ekspor berkualitas dan menjangkau berbagai sektor di berbagai dunia," katanya, Senin (18/1).

Hal tersebut telah didorong oleh Kementerian BUMN melalui program Rumah Kreatif BUMN (RKB) di mana terdapat kelas-kelas untuk meningkatkan kapabilitas dan kualitas dari produk-produk UMKM agar mampu bersaing di pasar global.

Salah satu kelas yang disediakan di program Rumah BUMN tersebut adalah Go Model. Di mana pelaku UMKM diberi pemahaman mengenai pentingnya kemasan, tampilan, dan peningkatan kualitas produk agar dapat masuk ke pasar internasional.

"Saat ini telah ada 245 RKB di seluruh Indonesia dan telah menjangkau 530.000 unit lebih UMKM yang kami kembangkan ke berbagai kelas BUMN ini," ujarnya.

Dengan program ini, diharapkan agar UMKM mampu menjangkau pasar yang lebih luas di mancanegara, tidak hanya di dalam negeri. 

Saat ini, terdapat 64 juta UMKM di Indonesia dan merupakan struktur usaha terbesar di dalam negeri, dan telah menyerap 97% tenaga kerja. Selain itu, kontribusinya terhadap PDB juga mencapai 60,3%, namun kontribusi ekspor masih minim. 

Sponsored

Di samping itu, kontribusinya terhadap global value chain juga hanya 6,3%, jauh di bawah negara tetangga seperti Thailand yang mencapai 28%, dan Malaysia sebesar 46,2%.

"Kita tahu kemampuan UMKM untuk bisa menembus pasar baru di global masih sangat terbatas, karena itu perlu katalis dari perusahan besar (BUMN) yang membawa UMKM bisa menembus pasar luar negeri," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid