sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kredit terkontraksi, laba Bank Mandiri tergerus 37,71% di 2020

Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan penurunan pendapatan operasional sebesar 2,12%.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 28 Jan 2021 17:09 WIB
Kredit terkontraksi, laba Bank Mandiri tergerus 37,71% di 2020

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan penurunan laba bersih 37,71% menjadi Rp17,11 triliun di sepanjang 2020, dibanding dengan 2019 sebesar Rp27,4 triliun. Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan penurunan pendapatan operasional sebesar 2,12% atau menjadi Rp86,7 triliun, dari Rp88,6 triliun pada 2019.

Rinciannya, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Mandiri turun 4,93% menjadi Rp56,5 triliun secara tahunan, dari Rp59,4 triliun. Kemudian, net interest margin (NIM) Bank Mandiri tercatat berada di 4,65% atau turun 0,91%, secara tahunan (yoy).

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pencapaian laba perseroan di 2020 didorong oleh pertumbuhan fee based income (FBI) yang tumbuh sebesar 4,9% yoy, menjadi Rp28,7 triliun, dari Rp27,3 triliun.

"Salah satu penyumbang utama adalah pendapatan dari transaksi online," kata Darmawan, Kamis (28/1).

Perseroan mencatat, frekuensi transaksi aplikasi Mandiri Online sepanjang 2020 mencapai lebih dari 600 juta transaksi, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp1.000 triliun.

Selain terdorong oleh FBI, pencapaian laba Bank Mandiri pada tahun lalu juga terdorong kinerja solid perusahaan anak, yang berkontribusi 22,5% terhadap laba perseroan. Aset perusahaan anak tumbuh 15,1%, dengan kredit yang mampu tumbuh 12,3% yoy.

Dengan capaian kinerja tersebut, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, cukup percaya diri kinerja perseroan bisa kembali membaik di 2021.

“Kami cukup percaya dengan respons yang kami lakukan pada situasi pandemi ini. Meski laba bersih tahun lalu terkontraksi 38% menjadi Rp17,1 triliun, kami optimistis kinerja Bank Mandiri akan mengalami rebound pada tahun ini,” ujar dia.

Sponsored

Kredit terkontraksi

Sementara itu, penyaluran kredit perseroan selama 2020 tercatat terkontraksi 1,61% secara tahunan dilihat dari ending balance. Capaian masih lebih baik dibandingkan rata-rata industri perbankan nasional, yang terkontraksi 2,41%.

Selama 2020, Bank Mandiri tercatat menyalurkan kredit sejumlah Rp892,8 triliun atau turun 1,61%, dibandingkan 2019 sebanyak Rp907,5 triliun.

Bank berlogo pita emas ini menyalurkan kredit terbesar ke segmen korporasi, yaitu mencapai Rp500,9 triliun, lalu ke segmen retail Rp262,7 triliun, dan ke perusahaan anak sebesar Rp129,2 triliun.

Sedangkan penghimpunan DPK Bank Mandiri secara konsolidasi pada akhir 2020 tercatat tumbuh 12,24% yoy, menjadi Rp1.043,3 triliun, dari Rp933,1 triliun. Pertumbuhan DPK ini terbilang lebih baik bila dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan yang tumbuh 11,1%.

“Kami menerapkan kebijakan penyaluran kredit secara prudent dan selektif kepada targeted customer, dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat. Hasilnya, kami mampu menjaga kualitas kredit, sehingga rasio NPL konsolidasi masih baik di 3,09%,” ujar Darmawan.

Meski selektif, Bank Mandiri tetap menjadikan peran intermediasi perseroan, sebagai prioritas utama untuk meningkatkan kembali permintaan masyarakat dan memulihkan ekonomi nasional. Di sisi lain, dengan belum pulihnya permintaan kredit, perseroan juga melakukan counter-balancing dengan terus memacu efisiensi, baik dari penurunan cost of fund maupun penghematan biaya operasional.

Sepanjang 2020, Bank Mandiri tercatat menurunkan cost of fund sebesar 33 bps yoy menjadi 2,53% di Desember 2020. Sedangkan biaya operasional hanya tumbuh 1,42%, dibandingkan kenaikan biaya operasional periode sebelumnya yang mencapai 6,68%. 

Berita Lainnya
×
tekid