Laba bersih CIMB Niaga naik 13,7% jadi Rp2,95 T

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,95 triliun atau naik 13,7% pada kuartal III-2019 secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp2,59 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Direktur Keuangan CIMB Niaga Lee Kai Kwong mengatakan kinerja keuangan perusahaan terus meningkat dari tahun lalu dengan laba yang menunjukkan pertumbuhan positif.

Sejalan dengan kenaikan laba bersih, pendapatan operasional perseroan juga tercatat naik sebesar 6,8% (yoy) yang dikontribusikan oleh pendapatan non-bunga atau Non Interest Income dan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang masing-masing tumbuh 12,1% YoY dan 5,1% YoY. Kemudian, Net Interest Margin (NIM) tumbuh 25 bps menjadi 5,37% pada kuartal dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,12%. 

“Kami menerapkan kedisiplinan dalam pengelolaan biaya operasional untuk menekan cost to income ratio. Dalam kondisi pasar yang masih menantang, biaya provisi meningkat sebesar 6,8% (yoy) dengan rasio Loan Loss Coverage (LLC) berada di level yang aman sebesar 111,86%," kata Lee di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (18/11).

Pada kuartal III-2019 BNGA telah menyalurkan kredit sebesar Rp191,67 triliun atau meningkat 4,9% (yoy), sedangkan secara quarter-on-quarter hanya meningkat 0,6%.

Kemudian, hingga akhir September 2019, total dana pihak ketiga (DPK) BNGA tercatat sebesar Rp190,33 triliun atau menurun 2,1% (yoy) dari Rp194,32 triliun. Adapun DPK terbesar berasal dari deposito yang mencapai Rp88,17 triliun, tabungan Rp56,43 triliun dan giro senilai Rp45,73 triliun.

Lalu, total modal BNGA hingga Kuartal III-2019 tercatat senilai Rp42,28 triliun dengan tingkat rasio kecukupan modal (CAR) secara konsolidasian sebesar 21,21% atau meningkat dibandingkan kuartal II-2019 sebesar 20,59%.

Direktur Bisnis Perbankan CIMB Niaga Rahardja Alimhamzah mengatakan hingga akhir September 2019, rasio kredit bermasalah (NPL) gross yang dimiliki BNGA tercatat sebesar 2,62% atau menurun dibandingkan dengan posisi di akhir Kuartal III-2018 yang mencapai 3,41%. Sedangkan, rasio pencadangan kredit bermasalah (LCC) di akhir kuartal ketiga tahun ini tercatat sebesar 111,86%.