sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Laba bersih PLN semester I-2020 anjlok 96,56%

Upaya efisiensi biaya operasional terus dilakukan PLN, khususnya biaya pemakaian bahan bakar.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 29 Jul 2020 14:47 WIB
Laba bersih PLN semester I-2020 anjlok 96,56%

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membukukan laba bersih Rp251 miliar sepanjang semester I-2020. Laba bersih tersebut tercatat anjlok 96,56% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,3 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2020, anjloknya laba bersih PLN tersebut disebabkan oleh kerugian kurs mata uang asing yang mencapai Rp7,7 triliun. Di semester I-2019, PLN tercatat mendapatkan keuntungan kurs mata uang asing senilai Rp5 triliun.

Pada semester I-2020, PLN mencatatkan kenaikan penjualan listrik sebesar 0,95% menjadi 119,651 GWh, dari 118,522 GWh secara tahunan (Year-on-Year/YoY). Hal ini menjadikan pendapatan dari penjualan listrik PLN masih bertumbuh 1,5% menjadi Rp135,41 triliun, dari Rp133,45 triliun secara YoY.

"Semua ini diperoleh dengan tarif tenaga listrik yang tidak mengalami perubahan sejak 2017. Sehingga sepanjang semester I-2020, perseroan mampu membukukan pendapatan usaha Rp139,78 triliun atau meningkat 1,6% YoY," kata Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, Agung Murdifi dalam keterangan resminya, Rabu (29/7).

Peningkatan penjualan listrik PLN didukung oleh pertumbuhan jumlah pelanggan. Hingga akhir Juni 2020, pelanggan PLN telah mencapai 77,19 juta atau bertambah sebanyak 3,59 juta pelanggan, dari posisi akhir Juni 2019 sejumlah 73,6 juta pelanggan.

Sementara itu, untuk pertumbuhan infrastruktur ketenagalistrikan sampai Juni 2020, perusahaan telah menambah kapasitas terpasang pembangkit sebesar 1.285,2 Mega Watt (MW). Kemudian, jaringan transmisi, khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi mengalami peningkatan sepanjang 950,9 kilometer sirkuit (kms), dan penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 2.890 Mega Volt Ampere (MVA).

Disisi lain, lanjut Agung, upaya efisiensi biaya operasional terus dilakukan khususnya biaya pemakaian bahan bakar. Tercatat penggunaan bahan bakar untuk periode semester I-2020 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Biaya pokok penyediaan (BPP) semester I-2020 juga lebih rendah yaitu Rp1.368 per kWh, dibandingkan BPP di periode yang sama pada 2019 sebesar Rp1.389 per kWh," ucapnya.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid