sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Laba bersih XL Axiata meroket jadi Rp1,5 triliun kuartal I-2020

XL Axiata berhasil meningkatkan penetrasi penggunaan smartphone mencapai 86% akhir kuartal I-2020

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 11 Mei 2020 12:15 WIB
Laba bersih XL Axiata meroket jadi Rp1,5 triliun kuartal I-2020

PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mencatatkan peningkatan pendapatan 9% pada kuartal I-2020, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Pendapatan tersebut naik menjadi Rp6,4 pada kuartal I-2020 dan menjadi Rp5,9 secara YoY.

Seiring dengan naiknya pendapatan tersebut, laba bersih perusahaan juga meroket naik pada kuartal I-2020. XL Axiata membukukan laba bersih sebesar Rp1,5 triliun pada kuartal I-2020, naik dibandingkan kuartal I-2019 sebesar Rp57 miliar.

Peningkatan laba bersih ini didorong oleh naiknya EBITDA perseroan sebesar 40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang didorong oleh pertumbuhan revenue, efisiensi biaya dan implementasi IFRS16.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, tiga bulan pertama setiap tahun selalu menjadi periode yang berat bagi operator.

"Namun, momentum positif dari kinerja 2019, ditambah dengan proposisi produk yang inovatif, serta kualitas jaringan yang kuat, berhasil membawa kami mewujudkan kinerja yang tetap kuat dan berkelanjutan di triwulan I-2020," kata Dian, dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/5).

XL Axiata berhasil meningkatkan penetrasi penggunaan smartphone mencapai 86% akhir kuartal I-2020. Keberhasilan tersebut turut mendorong kenaikan pendapatan data sebesar 17% menjadi Rp5,2 triliun secara YoY. Saat ini, Dian mengatakan pendapatan data dari emiten berkode EXCL ini berkontribusi sebesar 91% dari total pendapatan layanan (service revenue) perusahaan.

Total trafik sepanjang triwulan I-2020 meningkat 41% secara tahunan. Sejak memasuki masa anjuran bekerja dan belajar di rumah (WFH) pertengahan Maret akibat merebaknya Covid-19, trafik data EXCL tercatat meningkat 15% dibandingkan periode sebelum WFH.

Pada saat yang sama, XL Axiata meluncurkan program gratis 2GB per hari untuk membantu pelanggan dan masyarakat yang membutuhkan layanan data untuk membantu bekerja atau belajar dari rumah.

Sponsored

Adapun total pelanggan XL Axiata di periode ini turun tipis menjadi 55,5 juta, karena persaingan yang semakin ketat. Meski demikian, pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU) tetap stabil di 36.000, sama dengan kuartal sebelumnya (QoQ) dan meningkat sebesar 6% secara YoY.

Di sisi lain, beban usaha menurun 10% YoY. Hal ini bisa terjadi karena beban biaya infrastruktur yang lebih rendah 23% YoY menjadi Rp2 triliun, dari Rp2,3 triliun sebagai hasil dari adopsi IFRS 16. Sementara itu, biaya interkoneksi dan biaya lainnya turun 9% lebih rendah YoY karena menurunnya interkoneksi dari trafik layanan voice. Biaya pemasaran juga turun 1% lebih rendah YoY karena terjadinya pergeseran pengeluaran ke digital.

Dian melanjutkan, per akhir Maret 2020, XL Axiata memiliki lebih dari 133 ribu BTS, meningkat 9% dbandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebanyak lebih dari 43.000 BTS di antaranya merupakan BTS 4G. Meskipun pandemi Covid-19, Instalasi jaringan terus berjalan sesuai rencana tanpa gangguan dan mayoritas diharapkan akan selesai sebelum lebaran.

Pada akhir Maret 2020, XL Axiata juga tercatat tidak memiliki utang dalam mata uang dolar AS, dengan komposisi 46% di antaranya berbunga floating dengan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan.

Siapkan antisipasi Covid-19

Terkait dengan yang pandemi Covid-19, EXCL sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk menghadapi pandemi Covid-19. Antisipasi tersebut untuk memastikan keberlangsungan layanan telekomunikasi bagi masyarakat di masa darurat saat ini.

Sejak kebijakan bekerja dari rumah diterapkan pada 17 Maret 2020, perusahaan juga sudah menjalankan Business Continuity Plan untuk memastikan transisi pelayanan pelanggan bisa dilaksanakan dengan lancar. 

Untuk keperluan pembangunan jaringan, Dian memastikan semua tetap berjalan sesuai dengan rencana. Tidak ada penundaan yang berarti, dengan pengiriman peralatan dan material jaringan dikirimkan tepat waktu.

Pandemi Covid-19 akan mendorong pelanggan untuk beralih ke layanan digital. Banyak hal yang sebelumnya dilakukan secara manual kemudian dilakukan secara digital. 

Selain itu, ketika orang terus bekerja dan belajar dari rumah, kebutuhan akan akses internet akan terus meningkatkan permintaan layanan data.

"Selama periode ini, kami juga melihat pergerakan masyarakat ke luar dari Jabotabek ke daerah lain. Sehingga, investasi berkelanjutan kami dalam membangun jaringan di seluruh Indonesia selama tiga tahun terakhir, terutama di luar Jawa, saat ini telah memberikan kami keunggulan bersaing,” ujar Dian.

Berita Lainnya
×
tekid