sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mal di Jakarta rugi triliunan rupiah akibat aksi 22 Mei

Pusat perbelanjaan (mal) di sekitar lokasi kerusuhan terpaksa tutup pada Selasa 22 Mei.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Kamis, 23 Mei 2019 14:35 WIB
Mal di Jakarta rugi triliunan rupiah akibat aksi 22 Mei

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebutkan kerugian pusat perbelanjaan atau mal di kawasan Jakarta cukup besar akibat penghentian kegiatan operasional lantaran aksi 22 Mei. Dalam sehari kerugian mencapai Rp1,5 triliun.

Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey mengatakan, satu toko ritel modern dengan kelas seperti hypermart, supermarket dan departement store meraup omzet sekitar Rp15 miliar sampai Rp20 miliar per hari. Dengan jam operasional normal pukul 10.00 sampai 22.00 WIB.

"Kalau diambil rata-rata ada 76 mall di Jakarta, berarti perkiraan kehilangan omzet mencapai Rp1,5 triliun jika tutup seharian. Ini belum termasuk tenan-tenan kecil ukuran 20 meter persegi," kata Roy di Jakarta, Kamis (23/5).

Roy mengatakan dampak langsung aksi 22 Mei adalah kehilangan transaksi dari konsumen karena tutupnya pusat perbelanjaan. Padahal, konsumsi masyarakat di toko ritel modern cukup tinggi pada Ramadan dibandingkan hari biasanya.

Kerugian omzet tidak hanya terjadi pada ritel modern, tetapi juga Pasar Tanah Abang yang ditaksir lebih Rp100 miliar per hari. Belum lagi ritel waralaba seperti Alfamart dan Indomaret di kawasan aksi massa yang mengalami penurunan pengunjung.

"Ritel-ritel kecil, seperti Indomaret dan Alfamart memang tidak di dalam mall, tetapi juga terganggu karena masyarakat takut keluar rumah, sehingga berdampak pada penurunan pengunjung," katanya.

Ia menambahkan, penutupan sejumlah pusat perbelanjaan juga mengganggu jalur distribusi logistik karena adanya penutupan jalan dan pergerakan massa menuju dan sekitar kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.

Dengan demikian, sektor hulu seperti produsen dan pabrik juga tidak bisa mengeluarkan barang dan berpotensi mengurangi produksi mereka sementara.

Sponsored

Aprindo berharap lumpuhnya aktivitas perekonomian akibat aksi massa ini tidak berlangsung lama dan segera kondusif agar pusat perbelanjaan dan toko-toko ritel dapat membuka kembali kegiatan operasionalnya.

"Semua toko ritel modern dan perbelanjaan intinya akan terus berupaya hadir membuka toko untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun sesuai protap masing-masing, kegiatan bisnis pusat belanja dan ritel disesuaikan dengan kondisi yang berkembang. Asosiasi tidak mengatur itu," kata Roy.

Grand Indonesia kehilangan pengunjung

Sementara itu PT Grand Indonesia memperkirakan tingkat pengunjung ke mal Grand Indonesia saat aksi massa 22 Mei menurun drastis. "Mungkin memang kemarin beberapa pelanggan kita masih datang ke sini karena mungkin lokasi kantor dan rumah mereka berada di sekitar wilayah mal Grand Indonesia, tapi tingkat pengunjung ke mal turun drastis," ujar Manager Public Relations PT Grand Indonesia Dinia Widodo.

Dinia menjelaskan bahwa dirinya belum mengetahui angka atau persentase persisnya terkait penurunan kunjungan tersebut, namun hal tersebut berdasarkan pemantauan di lapangan. "Pada masing-masing lokasi pintu masuk memiliki alat pemindai panas yang bisa menghitung jumlah pengunjung mal yang datang," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa pada hari ini pihaknya membuka mal Grand Indonesia, berdasarkan pertimbangan situasi dan kondisi sudah mulai sangat kondusif.

"Saya belum mendapatkan laporan lagi apakah ada beberapa penyewa mal yang tutup atau buka pada hari ini, karena hal tersebut merupakan kebijakan masing-masing. Namun kami secara mal, kami beroperasi normal," ujar Dinia. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid