sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Industri penerbangan, menggantungkan harapan pada libur akhir tahun

Perusahaan maskapai penerbangan terpaksa "puasa" selama 10 bulan akibat pandemi. Akhir tahun menjadi harapan untuk meningkatkan kinerja.

Qonita Azzahra
Qonita Azzahra Rabu, 16 Des 2020 17:05 WIB
Industri penerbangan, menggantungkan harapan pada libur akhir tahun

Tak hanya itu, Lion Air juga menawarkan layanan atau hiburan gratis selama penerbangan. Semuanya terkoneksi melalui wireless inflight entertainment (W-IFE) dari AirFi (PT Dua Surya Dinamika) yang dapat diakses dari semua ponsel pintar (smartphone), tablet, laptop dengan perangkat lunak (operating system/OS).

“Itu yang dikenal dengan in flight entertainment,” tambah Danang.

Sebagai langkah antisipasi untuk menghindari agar perusahaan tidak jatuh terlalu dalam karena pandemi, Lion Air juga melakukan langkah efisiensi. Hal ini dilakukan dengan tidak menerbangi rute-rute yang belum potensial.

“Dengan demikian, tujuan utama penerbangan bisa tetep survive,” ujar dia.

Danang optimistis industri penerbangan kembali moncer. Menurutnya, penumpang Lion Air Group mulai tumbuh, terutama di kota-kota besar yang memiliki tingkat keterisian penerbangan domestik untuk kategori bisnis lebih banyak. Misalnya, Medan, Batam, Padang, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Ambon, termasuk juga Lombok dan Kupang.

Sementara untuk tren penerbangan pariwisata, lanjut dia, sampai saat ini masih sangat dinamis. Artinya, jumlah penumpang dapat mengalami peningkatan pada periode-periode tertentu, seperti libur panjang atau long weekend. 

Ilustrasi pariwisata Bali. Foto Pixabay.

Rute penerbangan pariwisata yang disediakan oleh Lion Air Group yakni, Yogyakarta, Bandung, Denpasar, Labuan Bajo, Wangi Wangi, Ternate, Manado, dan Malang.

Sponsored

“Dengan adanya pembukaan rute-rute baru itu, tentunya juga selain yang saya sebutkan tadi juga mendukung sektor pariwisata secara nasional maupun daerah, maupun lokal,” imbuhnya.

Sementara itu, pada kesempatan lain, Pengamat Penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan, kondisi industri penerbangan nasional sudah terlanjur jatuh terlalu dalam. Dia menyebut libur akhir tahun tidak akan sanggup menutup kerugian yang telah diderita maskapai selama pandemi. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang angkutan udara atau pesawat domestik pada Oktober 2020 ada sebanyak 2,2 juta orang. Angka ini memang naik 17,33% dibanding bulan sebelumnya yang hanya mencapai 1,89 juta orang. Sementara jumlah penumpang internasional meningkat sebesar 13,53% di bulan Oktober 2020, menjadi 38.600 orang.

Namun, jika dilihat berdasarkan angka sepanjang Januari hingga Oktober 2020, penumpang domestik tercatat sebanyak 25,8 juta orang, turun 59,15% dari periode yang sama di tahun 2019. Sedangkan jumlah penumpang internasional pada periode Januari hingga Oktober 2020 hanya sebanyak 3,6 juta orang. Turun 77,11% dibanding periode yang sama di tahun 2019.

Infografik. Alinea.id/Muji.

Menurut Arista, sektor ini tak bisa kembali bangkit seperti semula meskipun pemerintah memutuskan untuk memperpanjang hari libur di akhir tahun.

“Kalau pun ditambah libur 3 minggu, tetap enggak nutup karena industri penerbangan sudah "puasa" 10 bulan (karena pandemi). Apalagi libur panjang hanya ada di Desember dan Oktober saja," tutur Arista. 

Dia menyebut, maskapai penerbangan bisa mendorong kinerja dengan cara meningkatkan promosi, baik berbayar melalui media cetak dan elektronik, maupun promosi gratis melalui media sosial.

“Sekarang untuk mengurangi budget promosi, saya melihat banyak sekali promosi di media sosial yang gratis. Facebook, Instagram, Twitter. Itu dioptimalkan saja semua. Jika saat ini mau membayar iklan di televisi atau koran, maskapai engga punya duit. Jadi yang saya lihat mereka (perusahaan maskapai penerbangan) gencar di Instagram," ujar dia.

 

Berita Lainnya
×
tekid