sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wawancara: Masyarakat minta Pasar Jaya jual masker harga normal

BUMD Jakarta ini memastikan ada subdisi yang dikucurkan untuk menjual masker.

Ardiansyah Fadli
Ardiansyah Fadli Senin, 09 Mar 2020 06:49 WIB
Wawancara: Masyarakat minta Pasar Jaya jual masker harga normal

Aksi borong kebutuhan (panic buying) terjadi di Jakarta, seiring pengumuman dua kasus pertama coronavirus (Covid-19) di Indonesia oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (2/3).

Tanpa hitungan hari dan komando, sejumlah warga di berbagai wilayah menyerbu pusat perbelanjaan. Berupaya mengamankan kebutuhan perut untuk skenario terburuk.

Toko-toko kesehatan turut menjadi target. Banyak masyarakat memburu masker dan pembersih tangan (hand sanitizer) dalam jumlah signifikan.

Harga masker pun "terkerek" berkali-kali lipat. Membubung hingga Rp350 ribu per kotak (isi 50). Normalnya Rp30 ribu per kotak.

Sejurus kemudian, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya cawe-cawe. Mulanya, Rabu (4/3), mengumumkan menyediakan 1.450 boks. Harganya seperti mekanisme pasar: Rp300 ribu per kotak.

Sehari berselang, badan usaha milik daerah (BUMD) Jakarta ini melalui konferensi pers mengoreksi harga jual–setelah langkahnya menuai kontroversi. Menjadi Rp1.950 per piece di gerai-gerai miliknya atau Rp2.500 per masker di Pasar Pramuka. Pun mengklaim, telah menyiapkan stok 20 ribu boks setara sejuta penutup mulut dan hidung.

Bagaimana kelanjutan penjualan masker oleh perusahaan pelat merah itu? Minggu (8/3), Alinea.id berkesempatan mengoreknya melalui Sekretaris Perusahaan Pasar Jaya, Sumanto.

Sudah berapa masker yang terjual dari stok satu juta?
Yang pasti, nanti Aku update hari Senin (9/3) terkait mengenai stoknya. Karena kita jualnya, terutama di Pasar Pramuka sama di gerai-gerai Pasar Jaya atau Jakmart. Yang pasti, kita pastikan, beberapa hari lalu yang prescon (press conference, red), itu stoknya cukup.

Sponsored

Untuk stok yang disediakan sejuta masker, saat ini sudah ada atau bertahap dicarikan Pasar Jaya?
(Sejuta masker) itu komitmen kita bersama dengan para pedagang. Khususnya Pasar Pramuka. Karena, kan, seperti Pak Dirut (Direktur Utama Pasar Jaya, Arief Nasrudin, red) bilang, "Tugas utama kita mengelola pasar, membina pedagang. Kemudian, aktif dalam membantu stabilitas harga. Khususnya sembako (sembilan bahan pokok)."

Ketika pasar kita di Pramuka, pihak yang berkepentingan naik, datang, dan di sana mahal harganya. Sebenarnya, (harga meroket) enggak cuma di Pasar Pramuka, kan? Tapi, dibanyak tempat, di toko-toko tertentu, juga dibatasin. Tidak boleh beli (banyak). Itu pun dua atau tiga lembar. Tidak setiap saat ada. Mungkin kita hanya 50 kali transaksi.

Nah, sebab kita teliti juga, apa yang terjadi di masyarakat. Dan faktanya, itu ada kelangkaan. Maka, Pasar Jaya mencoba membantu, bagiamana khususnya image di Pasar Pramuka, itu yang selama ini memang toko obat dan alat-alat kesehatan (alkes) yang murah, itu bisa tetap terjaga.

Makanya, kita sosialisasi ke pedagang dan diskusikan. Dan terjadilah kesepakatan untuk bisa menurunkan harga. Dan akhirnya, kita bisa menjual masker dengan harga Rp2.500 dan di gerai itu Rp1.950.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by PERUMDA PASAR JAYA (@perumdapasarjaya) on

Sampai sekarang, per hari terjual berapa masker? 
Ntar. Aku update besok (hari ini, red). Karena ini (Minggu) hari libur. Jadi, mungkin Senin pagi, bisa kita update datanya. Yang pasti, kita, di gerai kita, itu terus-menerus disiapkan dan disediakan sejumlah masker untuk dijual dengan harga Rp1.950.

Operasi pasar ini sampai kapan? 
Nah, kita terus lakukan evaluasi terhadap harga yang ada di masyarakat. Kemudian, juga tetap kita berkoordinasi dengan teman pedagang, untuk bisa menurunkan harga masker ini dengan harga yang layak. Sekalipun kalau kita (pantau) di medsos (media sosial) Pasar Jaya, masyarakat itu menghendaki harga masker seharga sebelum adanya kasus corona ini.

Saya sebelumnya ke Pasar Pramuka. Harga satu kotak masker Rp240 ribu, Pak. Dan dibilang yang dijual pemerintah itu kualitasnya rendah. Tanggapannya?
Aku tidak bisa tidak bilang kualitas yang kita jual rendah atau tidak. Artinya, sudah memenuhi kualitas. Jadi, kita ada SNI-nya. Sesuai dengan standarnya dan itu yang kita jual.

Aku enggak tahu, teman-teman dapat informasinya seperti apa. Tapi, kan, waktu kita 'tunjukkan, ada dua merek yang kita jual saat itu, yang memenuhi persyaratan teknis. 

Kalau terkait harga yang masih tinggi di pasaran?
Sebenarnya, mekanisme pasarlah yang bisa menjawab hal itu. Supply dan demand. Tapi dalam hal ini, Pasar Jaya mencoba untuk bisa (berperan). Karena kita enggak mau pasar Pramuka itu yang terkenal murah, itu tiba-tiba harga masker di situ ternyata mahal. Sebagimana di luar beredar.

Kemudian, kita tetap kolaborasi memperkuat dengan teman-teman pedagang di Pasar Pramuka untuk bisa bersama-sama menurunkan harga masker ini. Karena pada prinsipnya, Pasar Jaya ini bukan pemain masker, ya, teyapi kita bantu pemerintah bagaimana harga masker itu bisa didapat. Kemudian, dengan harga yang terjangkau.

Apakah nanti ada imbauan atau pengecekan dilakukan Pasar Jaya, kalau ini harganya masih tinggi?
Ya, setiap hari kita lakukan evaluasi di pasar dan di luar pasar. Karena kalau di pedagang, kita lagi di lakukan evaluasi. Artinya, berapa banyak, sih, masker yang berada di pasar sama yang di nonpasar.

Saya kira, penjualan masker itu lebih banyak yang di luar pasar sebenarnya. Tapi, apa pun upaya kita, adalah menekan harga dengan buktikan, bahwa gerai kita bisa jual dengan harga yang relatif terjangkau. Jadi, kalau ngomongin Rp1.950, kalau dibanding yang dulu, mungkin masyarakat berharap harga per masker itu per kotaknya Rp30 ribuan. Sementara, tidak ada barang pun yang kita bisa dengan harga 30ribu. Jadi, kita sebenarnya tidak jual masker. Apa yang kita dapat dari market harganya berapa, ya, kita akan jual seharga itu. Bahkan, Pasar Jaya, di internal kami, sedang ada subsidi bantuan dari internal, dari Pasar Jaya, untuk menyubsidi harga masker itu.

Berapa harga subsidinya?
Itu yang terus di evaluasi oleh Pasar Jaya. Intinya, kita coba jual dengan harga murah. Yang bisa kita rinci sekarang, itu, ya, yang di konpers (konferensi pers, red). Rp1950 per piece.

Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin (kanan), memberikan keterangan pers soal operasi pasar berupa penjualan masker di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (5/3/2020). Alinea.id/Ardiansyah Fadli

Sebelumnya sempat jual Rp300 ribu per kotak. Laku berapa?
Enggak ada. Kita enggak pernah menjual. Jadi, penjualan pertama kita, adalah pada saat setelah konpers. Kita enggak menjual (Rp300 ribu per kotak).

Ide operasi pasar?
Ya, ketika di media sudah ramai, maka Pasar Jaya itu, kan, berupaya untuk bisa, khususnya Pasar Pramuka, itu tidak terdampak dengan berita, bahwa harga di Pasar Pramuka itu mahal. Seolah pedagang kami itu yang menjual dengan harga mahal itu.

Maka, kita sosialiasi ke teman-teman. Nanti kita ada informasi dengan kondisinya begini, maka, ayo, kita bareng-bareng. Ini bukan masalah bisnis. Tapi, gimana kita bantu masyarakat dengan harga murah, ya.

Meskipun dengan masalah ini, harapannya yang beli masker itu orang enggak perlu borong juga. Seperlunya aja. Jadi, upaya ini mendidik masyarakat: Gimana dia tidak borong masker, bisa beli secara eceran, dan dia beli saat butuhkan. Ini, kan, seperti, beberapa waktu lalu sempat ada panic buying

Untuk anggaran penjualan masker dari mana dan dari pos anggaran apa?
Kita, kan, punya retail bisnis. Ada usaha. Jadi, Pasar Jaya itu selain kelola pasar, sebenarnya sekarang masuk ke bisnis perkulakan, retail, dan distribusi, ya.

Kita punya Jakgrosir dan beberapa bulan ke depan, kita akan nambah Jakgrosirnya sudah selesai. Kita juga ada 87 gerai. Meskipun targetnya nanti terus berkembang. Ada 100-200, bahkan bisa melebihi angka itu.

Mekanismenya, bahwa seperti produk pangan, semuanya itu dibeli oleh Jakgrosir. Nanti melalui Jakgrosir, kita juga didistribusikan ke gerai-gerai dengan dijual dengan harga yang sudah ditetapkan.

Untuk alokasi anggaran yang disiapkan untuk beli masker itu? 
Nah, tergantung. Tapi, kan, kemarin disampaikan sudah satu juta piece masker yang disiapkan. Berapa kita bisa, sebenarnya bisa dapetin masker dari kolaborasi dengan pedagang atau dengan produsen masker di lapangan. Jadi, secara rinci, mungkin anggaran itu, adalah internalnya Pasar Jaya. Seperti halnya membeli barang-barang komoditi yang dijual di Jakgrosir. Nah, di situ ada kurang lebih ada 250 item lebih barang. Salah satunya masker. Dan item ini selalu nambah terus. Seiring dengan berkembangnya usaha retail kita.

Anggaran masker itu alokasinya memang ada, kan, dialokasikan oleh Pasar Jaya dan berapa?
Oh, iya. Pasti ada. Kan, kalau anggaran begini, misal jumlah barang 250 item. Nah, kita pengin nambah satu barang lagi. Ya, kita berdasar, kan, kebutuhan dan kebijakan manajemen kita. Intinya, barang retail dan apa pun itu bisa dibeli oleh tim kita yang ada di bagian pembelian, yang ada di Jakgrosir.

Berita Lainnya
×
tekid