sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Melantai di bursa 29 Juli, Bukalapak berhasil tekan kerugian 51% di 2020

Berdasarkan dokumen mini ekspose yang beredar, Bukalapak akan menawarkan 25% sahamnya ke publik.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 23 Jun 2021 18:45 WIB
Melantai di bursa 29 Juli, Bukalapak berhasil tekan kerugian 51% di 2020

Perusahaan perniagaan elektronik (e-commerce) Bukalapak.com akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Juli 2021. Berdasarkan dokumen mini ekspose yang beredar, Bukalapak akan menawarkan 25% sahamnya ke publik.

Bersamaan dengan IPO ini, Bukalapak akan menawarkan saham alokasi untuk karyawan atau employee stock allocation (ESA) sebanyak maksimal 0,1% dari total saham IPO yang ditawarkan.

Bukalapak juga akan mengalokasikan saham untuk program management and employee stock option plan (MESOP) maksimal 4,9% dari total penawaran dan modal disetor setelah IPO. Bukalapak rencananya mengajukan kode saham BUKA untuk disetujui BEI.

Dalam dokumen tersebut, perseroan juga diketahui menunjuk lima penjamin emisi efek. Bukalapak menunjuk UBS dan BofA Securities sebagai joint global coordination. Lalu, sebagai joint bookrunners adalah UBS, BofA Securities, dan Mandiri Sekuritas.

Sementara sebagai joint lead managing underwriters adalah Mandiri Sekuritas dan Buana Capital Sekuritas. Bukalapak juga menunjuk UBS Sekuritas Indonesia sebagai domestic underwriters.

Tekan kerugian 51%

Berdasarkan dokumen mini ekspose tersebut, kondisi keuangan Bukalapak selama 2020 mengalami perbaikan. Perusahaan afiliasi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) ini, mampu menekan kerugian 51,97% menjadi Rp1,34 triliun pada 2020, dibanding tahun 2019 yang mencatatkan kerugian Rp2,79 triliun.

Membaiknya kinerja keuangan perusahaan ini karena Bukalapak tercatat mampu membukukan kenaikan pendapatan bersih 25,46% menjadi Rp1,35 triliun, dari Rp1,076 triliun secara tahunan.

Sponsored

Mayoritas pendapatan Bukalapak tercatat berasal dari marketplace senilai Rp1,032 triliun, atau 73% dari total pendapatan perusahaan. Pendapatan di segmen ini didorong dari komisi yang dihasilkan dari penjualan oleh pedagang produk fisik dan penjualan oleh mitra produk virtual di platform Bukalapak.

"Termasuk dalam segmen marketplace ini, adalah pengeluaran pemasaran oleh pedagang yang membeli iklan yang diarahkan ke pengguna dan penempatan prioritas produk mereka," kata manajemen Bukalapak dalam dokumen mini ekspose, dikutip oleh Alinea.id, Rabu (23/6).

Kemudian, pendapatan lainnya didapatkan dari mitra sebesar Rp199 miliar atau 14% dari total pendapatan. Pendapatan segmen ini didapatkan dari komisi yang dihasilkan dari penjualan oleh pedagang FMCG produk fisik ke para mitra di platform Mitra Bukalapak. Sumber pendapatan juga berasal dari penjualan produk virtual oleh para mitra ke pelanggannya.

Sementara, sisa pendapatan bersih senilai Rp121 miliar diperoleh dari segmen buka pengadaan atau mencakup 9% dari total pendapatan. Pendapatan di segmen ini tercatat turun 55,51% dari tahun 2019 senilai Rp272 miliar.

Pendapatan segmen ini berasal dari penjualan Bukalapak yang memfasilitasi produknya sendiri atau mitra, dan terikat dengan penjualan produk fisik dan virtual.

Berita Lainnya
×
tekid