sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Melonjak lagi, utang luar negeri Indonesia tembus Rp5.534 triliun

Lagi-lagi, utang luar negeri (ULN) Indonesia kembali naik per akhir Juli 2019 menjadi US$395,3 miliar setara Rp5.534 triliun.

Sukirno
Sukirno Senin, 16 Sep 2019 19:38 WIB
Melonjak lagi, utang luar negeri Indonesia tembus Rp5.534 triliun

Lagi-lagi, utang luar negeri (ULN) Indonesia kembali naik per akhir Juli 2019 menjadi US$395,3 miliar setara Rp5.534 triliun. 

Utang tersebut melonjak 10,3% (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan, peningkatan juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan kenaikan pada bulan sebelumnya sebesar 9,9% yoy.

Pertumbuhan utang tersebut terutama dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sehingga utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

Pertumbuhan ULN yang meningkat tersebut bersumber dari ULN pemerintah dan swasta dengan rincian, utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$197,5 miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar US$197,8 miliar.

Bank Indonesia (BI) dalam keterangan resmi pada Senin (16/9), menjelaskan pertumbuhan ULN pemerintah meningkat sejalan dengan persepsi positif investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia. 

ULN pemerintah pada Juli 2019 tumbuh 9,7% yoy menjadi sebesar US$194,5 miliar setara Rp2.723 triliun, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya 9,1% yoy.

"Peningkatan tersebut didorong oleh arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang tetap tinggi di tengah dinamika global yang kurang kondusif. Hal ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik, didukung oleh imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik yang menarik," tulis rilis resmi BI.

Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (19% dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16%), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (13,9%).

Sponsored

Sementara ULN swasta tumbuh meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan investasi korporasi di beberapa sektor ekonomi utama. Posisi ULN swasta pada akhir Juli 2019 tumbuh 11,5% yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,1% yoy. Peningkatan ULN swasta terutama bersumber dari penerbitan obligasi global oleh korporasi bukan lembaga keuangan.

Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,6%.

Menurut BI, struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Juli 2019 sebesar 36,2%, membaik dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 87,6% dari total ULN. Dengan perkembangan tersebut, meskipun ULN Indonesia mengalami peningkatan, namun struktur ULN Indonesia tetap sehat.

"Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, BI dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," kata BI. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid