sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menkeu sebut asumsi makro pengaruhi kondisi ekonomi

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut jika perkembangan asumsi makro memberikan pengaruh pada kondisi perekonomian.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 17 Okt 2018 13:33 WIB
Menkeu sebut asumsi makro pengaruhi kondisi ekonomi

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberi penjelasan kondisi terbaru Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per September 2018. Dijelaskan perkembangan asumsi makro memberikan pengaruh pada kondisi perekonomian dalam negeri.

Menkeu mengatakan, pertumbuhan asumsi makro mengenai lingkungan global yang memberi dampak pertumbuhan ekonomi, diantaranya normalisasi nilai tukar, perang dagang, serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah. 

"Dari sisi pertumbuhan ekonomi sampai 28 September 2018 adalah 5,17%" jelas Sri Mulyani di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu (17/10).

Pemerintah akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini sampai dengan akhir tahun nanti serta terus memantau pertumbuhan ekonomi yang baginya harus terus diwaspadai. Selanjutnya, Menkeu menjelaskan inflasi sampai dengan akhir September 2018 sebesar 2,9% dan lebih rendah dari asumsi yakni 3,5%.

"Ini termasuk rendah dan stabil rendah. Ini merupakan salah satu bentuk yang memperbaiki posisi kita," lanjutnya.

Kemudian realisasi suku bunga SPN sampai dengan akhir September adalah 4,8%, sedangkan dalam APBN diasumsikan 5,2%. Tren baik ini diharapkan berlanjut saat BI merespons normalisasi dari The Fed yang menciptakan penguatan dollar AS yang tentunya memengaruhi suku bunga SPN ke depan.

Selain itu, nilai tukar sampai akhir September 2018 adalah Rp14.119 per US$ dari asumsi APBN Rp13.400 per US$, Sri Mulyani menilai, masih cukup rendah meski adanya penguatan dollar dan depresiasi rupiah. Harga minyak pun mengalami peningkatan dari asumsi US$48 per barel menjadi US$68 per barelnya sampai akhir September lalu.

"Lifting minyak kita lebih rendah dari asumsi APBN senilai US$800 ribu barel per hari, nyatanya sampai akhir September itu US$774 ribu barel per hari," tuturnya.

Sponsored

Selain lifting minyak, lifting gas pun lebih rendah tipis dari asumsi APBN sebanyak 1.200 barel per hari, pada laporan September 2018 realisasinya US$1.140 ribu barel per hari. 

Berita Lainnya
×
tekid