sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menko Airlangga: Indikasi pemulihan ekonomi terus berlanjut

Neraca perdagangan mencatatkan surplus sebesar US$4,74 miliar, tertinggi sejak Desember 2006.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Kamis, 16 Sep 2021 11:31 WIB
Menko Airlangga: Indikasi pemulihan ekonomi terus berlanjut

Pemerintah meyakini proses pemulihan ekonomi yang diterjang pandemi Covid-19 terus berlanjut. Tanda-tanda ekonomi sudah siuman dari pandemi terus bermunculan. Terakhir, neraca perdagangan mencatatkan surplus sebesar US$4,74 miliar, tertinggi sejak Desember 2006.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut sejalan dengan pemulihan permintaan global.

"Ini ditunjukkan terus meningkatnya volume ekspor dan harga komoditas andalan Indonesia, seperti batubara sebesar 11,04% (month-to-month/mtm) dan CPO sebesar 6,85& (mtm)," ujar Airlangga Hartarto lewat keterangan tertulisnya, Kamis (16/9).

Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (15/9) kemarin, merilis neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 yang surplus besar itu dibanding bulan lalu. Surplus ini melanjutkan tren serupa sejak Mei 2020 atau surplus selama 16 bulan berturut-turut.

Performa impresif tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor Indonesia yang terakselerasi pada Agustus 2021 dengan mencapai US$21,42 miliar, meningkat dobel digit sebesar 20,95% (mtm) atau 64,10% (year-on-year/yoy). Nilai ekspor ini tercatat sebagai rekor tertinggi baru, menembus rekor tertinggi sepanjang masa yang pernah terjadi pada Agustus 2011 sebesar US$18,60 miliar.

Bagi Airlangga, peningkatan ekspor ini juga mengonfirmasi perbaikan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia Agustus 2021 yang meningkat menjadi 43,7 dari posisi Juli di level 40,1. Level PMI Indonesia juga lebih baik dibandingkan beberapa negara di ASEAN, seperti Myanmar (36,5), Vietnam (40,2), dan Malaysia (43,4).

Catatan pentingnya adalah, peningkatan ekspor terbesar Indonesia pada Agustus 2021 masih disumbang oleh komoditas. Komoditi lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$1.544,8 juta, bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$573,2 juta, dan bijih logam (HS 26) sebesar US$213,1 juta.

Sejalan dengan peningkatan ekspor, impor pada Agustus 2021 mencapai US$16,68 miliar atau meningkat sebesar 10,35% (mtm) atau 55,26% (yoy). Mobilitas masyarakat yang mulai meningkat seiring pelonggaran pembatasan aktivitas menjadi penyebab peningkatan tersebut.

Sponsored

"Kenaikan impor pada Agustus 2021 ditopang oleh peningkatan impor barang modal sebesar 34,56% (yoy) dan bahan baku/penolong sebesar 59,59% (yoy). Ini menunjukkan peningkatan kapasitas produksi industri dan geliat ekonomi yang terus pulih," kata Airlangga. 

Struktur impor Indonesia pada Agustus 2021 didominasi oleh impor bahan baku/penolong yang mencapai 74,20% dari total impor, disusul barang modal mencapai 14,47%, dan barang konsumsi 11,33%.

Struktur ini, kata Airlangga, mengindikasikan perekonomian Indonesia yang produktif melalui penciptaan nilai tambah yang lebih besar. Baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk diekspor kembali. 

"Performa positif ekspor Indonesia tidak terlepas dari peran berbagai pihak, termasuk kontribusi para pelaku IKM yang mampu bertahan di tengah gejolak pandemi Covid-19," ujar Airlangga. 

Hal ini dibuktikan oleh kenaikan dua komoditas ekspor berbasis sektor IKM, yakni ekspor kayu dan barang dari kayu (HS 44) yang tumbuh 18,31% (yoy) dan furnitur (HS 94) yang tumbuh mencapai 30,12% (yoy) selama periode Januari hingga Juli 2021.

Kedua komoditas tersebut termasuk dalam 20 kontributor utama ekspor Indonesia sepanjang tahun 2021. Ekspor dari komoditi pada HS 44 mencapai US$2,55 miliar, ada di peringkat 12 dengan pangsa sebesar 2,12% terhadap total ekspor. Sedangkan HS 94 mencapai US$1,63 miliar, ada di peringkat 19 dengan share 1,36% dari total ekspor.

Berita Lainnya
×
tekid