sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menteri Erick: 90% BUMN terdampak Covid-19

Hanya perusahaan sektor telekomunikasi, farmasi, dan perkebunan yang berhubungan dengan makanan yang tidak terdampak.

Hermansah
Hermansah Rabu, 27 Mei 2020 08:30 WIB
Menteri Erick: 90% BUMN terdampak Covid-19

Pandemi coronavirus disease 2019 atau Covid-19 memukul banyak perusahaan, tidak terkecuali badan usaha milik negara atau BUMN. Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, 90% perusahaan negara terkena dampak pandemi Covid-19.

"Sebanyak 90% BUMN terkena Covid-19, hanya 10% yang bertahan," ujar Menteri Erick dalam konferensi video di Jakarta, Selasa (26/5).

Hanya perusahaan sektor telekomunikasi, farmasi, dan perkebunan yang berhubungan dengan makanan yang tidak terdampak.

Sejumlah langkah telah disiapkan untuk memperkuat BUMN. Salah satunya melakukan efisiensi, yakni merampingkan 27 klaster BUMN menjadi 12 klaster, sehingga lebih fokus pada bisnis inti.

"Kami menyiapkan peta jalan ketahanan energi, pangan, kesehatan. Nanti ada 12 klaster, tidak 27 klaster. Misal, BUMN farmasi dan rumah sakit menjadi satu klaster, BUMN semen dengan karya juga akan menjadi klaster supaya sesuai supply chain-nya (rantai pasok)," kata Erick.

Menurut dia, BUMN akan ditantang dalam tiga hal setelah Covid-19, yakni teknologi, logistik dan tentunya Indonesia harus bisa berdikari dan mempertahankan rantai pasok.

Sebelumnya, Erick menilai perampingan klaster sangat penting bagi BUMN dalam menghadapi persaingan global. Ia meyakini persaingan akan semakin berat setelah pandemi Covid-19.

Selain memangkas jumlah klaster, Erick juga akan memperkuat subholding BUMN yang akan berfokus pada kesamaan bisnis inti masing-masing BUMN. "Kami sekarang bangun subholding, subholding ini tidak ada hubungan dengan klaster, karena jumlah subholding lebih banyak dari klaster," katanya.

Sponsored

Saat ini, Erick menyampaikan, Kementerian BUMN menaungi 142 perusahaan dan 800 anak serta cucu usaha BUMN. Proses pembentukan subholding telah dilakukan pemetaan sejak akhir 2019 dan terus berjalan hingga kini.

Sementara, Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menyatakan peran BUMN sangat penting sebagai katalisator dan integrator perubahan bagi masyarakat, untuk itu BUMN harus menjadi lokomotif ekonomi pascapandemi Covid-19.

"Krisis Covid-19 memutus pertemuan antara permintaan dan produksi, sebagai akibat penerapan prosedur kesehatan untuk mencegah penularan. Maka dari itu dibutuhkan mitigasi pertumbuhan ekonomi agar dapat menyelamatkan perekonomian nasional," kata Ari Kuncoro dalam keterangan tertulisnya.

Peran BUMN sangat dibutuhkan untuk menjaga rantai pasokan serta sebagai system integrator ketika kondisi normal baru. "Kita harus mampu mengoptimalisasi antara parameter relaksasi dan parameter pencegahan virus. Yang dibutuhkan saat ini adalah kesiapan mindset kita untuk menghadapi normal baru," ujar Ari.

Di sinilah peran penting BUMN untuk menjaga produksi di dalam negeri, sehingga mampu menciptakan nilai tambah untuk membuka kesempatan kerja dan bertumbuhnya modal, agar perekonomian dapat segara pulih berkesinambungan.

Berita Lainnya
×
tekid