sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mirae Asset Sekuritas optimistis IHSG terbang ke level 6.394 di Agustus

Optimisme ini dilandasi oleh tiga faktor, salah satunya rilis kinerja yang membaik dari emiten-emiten bursa.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 05 Agst 2021 13:53 WIB
Mirae Asset Sekuritas optimistis IHSG terbang ke level 6.394 di Agustus

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menguat mendekati 6.400, atau tepatnya 6.394 pada sepanjang Agustus, karena didukung oleh tiga faktor positif. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan, ketiga faktor tersebut adalah jumlah infeksi baru kasus harian Covid-19 yang mulai mereda ke angka 30.000 kasus per hari, gencarnya program vaksinasi yang membuka peluang potensi pelonggaran PPKM ke depan, dan rilis kinerja yang membaik dari perusahaan di bursa.

“Memasuki Agustus, kami optimistis IHSG mampu menguat, dengan target ke level 6.394 secara teknikal,” ujar Martha, dalam rilisnya, Kamis (5/8).

Untuk sektoral, Tim Investment Information Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan sektor infrastruktur, kesehatan, dan keuangan sebagai pilihan investasi bagi para investor. 

Di sektor infrastruktur, saham yang menjadi pilihan adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT XL Axiata Tbk. (EXCL), dan PT Indosat Tbk. (ISAT). Di sektor kesehatan dan perbankan, saham-saham yang direkomendasikan adalah PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA), PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), serta PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS).

“Saham-saham lain yang layak dipertimbangkan sebagai pilihan secara selektif adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA), PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF),” ujar dia.

Martha menjelaskan, prediksi dan rekomendasi tersebut didasari oleh penguatan IHSG sebesar 1,4% menjadi 6.070 dan didukung aksi beli investor asing Rp17 triliun sepanjang Juli, yang tidak tertahan oleh kepungan sentimen negatif pada periode tersebut. Bulan lalu, beberapa faktor yang membuat pelaku pasar khawatir adalah peningkatan kasus Covid-19, pemberlakukan PPKM di sejumlah daerah, dan pelemahan rupiah.

Saat ini, sekitar 30% emiten yang listing di BEI telah mengumumkan kinerja keuangan untuk semester I-2021. Secara tahunan, mayoritas perusahaan mencatatkan hasil yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, mengingat pada kuartal II-2020, kinerja mayoritas perusahaan tercatat di bursa mengalamI penurunan dikarenakan terdampak pandemi Covid-19.

Sponsored

Emiten di sektor perbankan, semen, dan ritel membukukan kinerja sesuai ekspektasi. Sementara emiten di industri kesehatan, terutama rumah sakit dan laboratorium, mencatatkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi. 

Sebaliknya, beberapa perusahaan di sektor barang konsumsi noncyclical, seperti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP), dan PT Japfa Comfeed Tbk. (JPFA) membukukan kinerja di bawah konsensus pelaku pasar. Saham-saham tersebut dilanda aksi jual dan menjadi pemberat indeks.

Prediksi itu didasari kondisi makro ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 negara-negara ekonomi maju secara umum terus melanjutkan akselerasi pertumbuhan. Amerika Serikat (AS) tumbuh 12,2%, Inggris tumbuh 22,5%, Jerman tumbuh 9,2%, Jepang tumbuh 7,3%, dan Korea Selatan tumbuh 5,9%. 

Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat menjadi 7,9% mengingat sebelumnya terakselerasi 18,3% pada kuartal I-2021. Dari dalam negeri, kinerja inflasi Indonesia masih cukup terkendali. Beberapa indikatornya adalah indeks keyakinan konsumen

(IKK) yang masih terus pulih, penjualan ritel masih positif, neraca perdagangan selama 14 bulan mencetak surplus berturut-turut, dengan posisi cadangan devisa yang masih baik, yang juga didukung stabilitas nilai tukar rupiah. 

Kepercayaan investor terhadap pemulihan ekonomi juga masih positif, yang ditandai oleh angka pertumbuhan FDI sangat positif pada kuartal II-2021. Hal tersebut jelas membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di jalur yang tepat dengan membentuk kurva V- shape atau berbalik dari penurunan menjadi menguat dengan cepat, bahkan untuk proyeksi ekonomi kuartal II-2021, sehingga potensi Indonesia meninggalkan periode resesi sangatlah besar.

Berita Lainnya
×
tekid