sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mulai pulih dari Covid-19, peluang ekspor ke Jepang terbuka lebar

Ekonomi Jepang pulih kembali secara berangsur dengan istilah “new lifestyle”.

Hermansah
Hermansah Sabtu, 20 Jun 2020 10:30 WIB
Mulai pulih dari Covid-19, peluang ekspor ke Jepang terbuka lebar

Peluang pasar ekspor ke Jepang kembali terbuka lebar menyusul mulai pulihnya negeri matahari terbit tersebut dari Covid-19. Peluang ini penting untuk dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku usaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM).

“Pemerintah Jepang menetapkan kebijakan untuk membangun rantai pasok yang lebih berkelanjutan,
terutama dengan semakin pulihnya Jepang dari Covid-19. Hal tersebut menjadi peluang yang harus
dimanfaatkan Indonesia untuk mengisi kekosongan dan meningkatkan laju ekspor ke pasar Jepang,” ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dalam keterangan tertulisnya (19/6).

Terkait dengan itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kemendag Kasan, menambahkan, Kemendag telah melakukan kebijakan memitigasi dampak pandemi Covid-19.

“Mencermati kinerja dan situasi saat ini, Kemendag telah melakukan kebijakan strategis memitigasi dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja ekspor, antara lain melalui memudahkan proses perizinan dan memberikan bantuan fasilitasi kepada para eksportir yang terdampak,” ujar Kasan.

Pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan bagi hampir seluruh negara di dunia, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Meski angka kasus Covid-19 terus meningkat di berbagai kawasan,
namun di beberapa negara Asia, khususnya Jepang, pandemi Covid-19 telah menunjukkan pemulihan yang diindikasikan penurunan jumlah kasus aktif dan kasus baru.

Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Jepang telah mencabut status “state of emergency” sehingga kegiatan sosial dan ekonomi Jepang pulih kembali secara berangsur dengan istilah “new lifestyle”.

Pada sisi ekonomi, pandemi Covid-19 telah memberikan “wake up call” bagi transformasi perekonomian Jepang yang selama ini bergantung pada China sebagai basis manufaktur. Untuk itu, Pemerintah Jepang mulai memikirkan rantai pasok global (global supply chain) baru dari negara lain sebagai alternatif yang baru.

Neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Mei 2020 masih mencatat surplus sebesar US$4,31 miliar dengan sumbangan terbesar dari surplus nonmigas senilai US$7,67 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia mencapai US$64,46 miliar dengan nilai ekspor nonmigas sebesar US$60,97 miliar.

Sponsored

Adapun lima negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia pada periode tersebut yaitu India,
Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan China.

Hal yang sama terjadi pada hubungan perdagangan Indonesia dengan Jepang. Pada periode Januari-April 2020, total perdagangan kedua negara mengalami penurunan 9,95% dari US$10,7 miliar menjadi US$9,66 miliar dan Indonesia mengalami defisit sebesar US$8,13 juta.

Adapun nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang pada periode yang sama tercatat sebesar US$4,47 miliar, dengan produk ekspor utama meliputi batu bara, potongan logam mulia, konduktor listrik, nikel, dan karet.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid