sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Naik lagi 0,85%, reli IHSG belum berhenti

Sebanyak 14,4 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp12 triliun.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 14 Okt 2020 17:08 WIB
Naik lagi 0,85%, reli IHSG belum berhenti

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup cerah, menguat 0,85% ke level 5.176 pada perdagangan Rabu (14/10). Saham-saham sektor pertambangan yang naik 3,72% dan sektor infrastruktur yang naik 1,69% menjadi pendorong penguatan IHSG hari ini.

Tercatat sebanyak 14,4 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp12 triliun. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih senilai R39,48 miliar.

Saham-saham seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Merdeka Copper Gold Tbk.(MDKA), dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menjadi saham-saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing hari ini. Sementara saham-saham seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk.(TOWR), PT United Tractors Tbk . (UNTR), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk.(MIKA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk.(PGAS), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.(INDF) menjadi saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing hari ini.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan pergerakan pasar saham Asia lebih berhati–hati menjelang akhir pekan setelah tensi politik di Amerika kian memanas. Hal ini berdampak pada penguatan dollar Amerika Serikat yang ditutup menguat pada perdagangan Senin (13/10).

Sementara dari dalam negeri, sentimen datang dari rilis data neraca perdagangan yang menjadi perhatian utama pelaku pasar esok hari. Konsensus menyebutkan neraca perdagangan pada September diproyeksikan mencatatkan surplus sebesar US$1,98 miliar.

"Penurunan impor dan ekspor diproyeksikan masih terjadi pada bulan September, di mana saat ini kami lebih mencermati porsi penurunan dari impor itu sendiri," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, pelaku pasar cukup merespons laporan dari Bank Indonesia yang berjudul Prompt Manufacturing Index-Bank Indonesia (PMI-BI). Laporan tersebut menyatakan pada triwulan IV-2020, kinerja sektor industri pengolahan diprakirakan makin membaik walaupun masih dalam fase kontraksi. Selain itu, subsektor alat angkut, mesin dan peralatannya juga tercatat mengalami penurunan indeks di kuartal IV-2020.

"Berbeda dengan kedua subsektor tersebut, hampir seluruh subsektor industri pengolahan lainnya diproyeksikan mampu mencatatkan perbaikan kinerja PMI-BI pada kuartal terakhir 2020," katanya.

Sponsored

Adapun subsektor tersebut mencakup makanan, minuman dan tembakau, tekstil dan produk tekstil serta alas kaki, barang kayu dan hasil hutan lainnya, kertas dan barang cetakan, pupuk, kimia, dan barang dari karet, serta semen dan barang galian nonlogam.

Berita Lainnya
×
tekid