sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Neraca perdagangan Februari surplus US$330 juta

Surplus ini akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Jumat, 15 Mar 2019 11:26 WIB
Neraca perdagangan Februari surplus US$330 juta

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan pada Februari 2019 mengalami surplus senilai US$330 juta. Meski surplus tipis, kinerja ini lebih baik dibandingkan Januari 2019 yang mengalami defisit US$1,16 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, surplus neraca perdagangan disebabkan jumlah ekspor lebih besar dibandingkan impornya. Tercatat, ekspor Februari mencapai US$12,53 miliar dan impornya di angka US$12,2 miliar.

Meski demikian, kata dia, nilai ekspor pada Februari 2019 tersebut mengalami penurunan sebesar 10,03% dibandingkan bulan sebelumnya senilai US$13,93 miliar. 

"Setidaknya ini surplus berita yang baik karena ini akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/3).

Surplus ditopang oleh ekspor non migas yang mengalami surplus US$790 juta. Sementara itu, ekspor migas masih mengalami defisit senilai US$460juta.

Defisit di dalam neraca migas tersebut disebabkan oleh defisit minyak mentah dan hasil minyak. Adapun hasil gas masih menunjukkan posisi surplus.

Berdasarkan sektor, ekspor migas masih mengalami penurunan 11,85% menjadi US$1,09 miliar pada Februari 2019 dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan, penurunannya tercatat lebih tajam yakni mencapai 21,75%.

Apabila dirinci, ekspor sektor pertanian mengalami penurunan 17,4% menjadi US$230 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini didorong oleh penurunan hasil hutan bukan cengkih, biji kakao, dan tembakau.

Sponsored

Dari sektor pengolahan, ekspor Indonesia mengalami penurunan 7,71% menjadi US$9,41 miliar dari posisi Januari 2019. Adapun penurunan tahunannya lebih besar, yakni menyentuh 8,06%.

Sektor pertambangan juga turun cukup dalam, yaitu sebesar 18,76% menjadi US$1,8 miliar pada Februari 2019. Secara tahunan, penurunan sektor ini lebih dalam, yaitu sebesar 20,8%.

Berdasarkan tujuan ekspor, performa ekspor Indonesia ke AS turun cukup dalam sebesar US$238,7 juta pada Februari 2019. Ekspor ke China juga mengalami penurunan hingga US$191,1 juta.

Suhariyanto menerangkan penurunan ini dipicu oleh kondisi perlambatan ekonomi global.

Lebih lanjut, BPS mencatat impor per Februari 2019 sebesar US$12,2 miliar atau turun 18,61% dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan, impor turun sebesar 13,89% dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu. "Penurunan disebabkan oleh penurunan impor migas dan non migas," ujarnya.

Sementara itu, BPS melihat impor Februari selalu mengalami penurunan akibat jumlah hari di bulan ini yang lebih sedikit dibandingkan bulan sebelumya.

Sedangkan penggunaannya, impor konsumsi mengalami penurunan 17,43% menjadi US$1,01 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan, impor barang konsumsi juga turun cukup dalam, yakni mencapai 26,94%.

Khusus impor barang baku dan bahan penolong, nilainya mengalami menyusut 21,11% menjadi US$9,01 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

Kemudian, impor barang modal tercatat terun 7,09% menjadi US$2,19 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid