sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Nestapa nelayan Tambak Lorok Semarang saat pandemi Covid-19

Nelayan terpaksa tetap beraktivitas karena penghasilannya harian.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 24 Apr 2020 22:00 WIB
Nestapa nelayan Tambak Lorok Semarang saat pandemi Covid-19

Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) memberikan pendampingan kepada nelayan di masa pandemi coronavirus anyar (Covid-19). Sebab, aktivitasnya berada di perairan dan riskan terpapar virus SARS-CoV-2.

Upaya itu, seperti yang dilakukan DPD KNTI Kota Semarang kepada nelayan di Tambak Lorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara.

"Pekerjaan sebagai nelayan kecil yang berpenghasilan harian dari hasil kegiatan di laut, menuntut nelayan untuk tetap berkegiatan di luar rumah," ujar Humas KNTI Kota Semarang, Hendra Wiguna, melalui keterangan tertulis kepada Alinea.id, Jumat (24/4).

Dirinya menerangkan, nelayan di Tambak Lorok yang sekarang ada merupakan generasi ketiga atau keempat dari warga Demak dan Kendal yang migrasi ke Kota Semarang. Karenanya, profesi ini menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan keluarga. 

Membagi-bagikan masker serta sosialisasi bahaya dan upaya pencegahan Covid-19, beberapa bentuk pendampingan KNTI kepada nelayan. Penutup hidung dan mulut yang diberikan berasal dari donasi Komunitas Empu, kelompok yang bergerak di bidang fesyen berkelanjutan.

"KNTI sendiri dengan Komunitas Empu sudah pernah bekerja sama sebelumnya dalam pageleran fashion show di dermaga dan di atas perahu nelayan Tambak Lorok," lanjut Hendra.

Berdasarkan data Dinas Perikanan Kota Semarang, terdapat 1.489 nelayan di "Kota Atlas". Jumlah masker yang diberikan pun belum memenuhi kebutuhan nelayan, mengingat mesti diganti setiap empat jam.

"Jika nelayan bekerja delapan jam, maka perlu 2.978 masker. Tapi, paling tidak setiap nelayan memiliki empat masker, jadi diperlukan 5.956 masker," beber dia.

Sponsored

Harga ikan
Di sisi lain, seorang nelayan Tambak Lorok, Sufri (39), mengungkapkan, harga ikan menurun di tengah pandemi Covid-19. Namun, nelayan tetap melaut demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pernyataan senada disampaikan nelayan Tambak Lorok lainnya, Juremi (55). "Harga ikan sekarang murah. Kadang hasil melaut cukup untuk beli solar saja, kadang malah nombok."

Sufri menambahkan, nelayan sedikit terbantu dengan pembagian masker oleh KNTI.

Berita Lainnya
×
tekid