sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Obligasi BTN oversubscribed hingga Rp4,1 triliun

Emisi obligasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga Rp4,1 triliun.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Rabu, 26 Jun 2019 17:29 WIB
Obligasi BTN oversubscribed hingga Rp4,1 triliun

Emisi obligasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga Rp4,1 triliun.

Emiten pelat merah bersandi saham BBTN itu menerbitkan penawaran umum berkelanjutan (PUB) III 2017 dengan total Rp10 triliun. Perseroan telah menerbitkan PUB III tahap I senilai Rp5 triliun.

Masih dari PUB III, perseroan kembali menerbitkan emisi obligasi tahap II tahun 2019 senilai total Rp5 triliun. Perseroan hanya menerbitkan PUB III tahap II senilai Rp3,143 triliun dalam tiga seri.

Dari total Rp5 triliun, masih ada sisa dari pokok obligasi senilai Rp1,857 triliun. Jika tidak terjual sebagian atau seluruhnya, perseroan tidak memiliki kewajiban untuk menerbitkan sisa dana obligasi tersebut.

Akan tetapi, Direktur Keuangan, Treasuri dan Strategi BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menuturkan obligasi yang diterbitkan berhasil diserap Rp4,1 triliun. Saat ini, PUB III tahap II sudah memasuki tahap penjatahan.

"Kami terbitkan Rp4,1 triliun dan sudah seattle hari ini proses penutupannya. Pembayarannya tanggal 28 Juni," ujar Nixon saat melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR di Senayan, Jakarta, Rabu (26/6).

Perolehan dana sebesar Rp4,1 triliun itu, lanjut Nixon, akan digunakan untuk ekspansi kredit. BTN juga akan menggunakan dana hasil emisi obligasi untuk memperkuat likuiditas yang sifatnya jangka panjang. 

"Untuk matching maturity aset KPR BTN yang rata-rata 10-15 tahun, jangan sampai kita miss match dalam analisis dan likuiditas kami," ujar Nixon. 

Sponsored

Menurut dia, untuk kebutuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) saja setiap bulan perseroan harus merogoh Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun.

BTN menerbitkan obligasi tersebut ke dalam tiga seri. Terdiri dari seri A dengan tenor 370 hari kalender, jumlah pokok Rp1,505 triliun, dan tingkat bunga tetap 7,75% per tahun. 

Kemudian seri B dengan tenor tiga tahun, jumlah pokok Rp803 miliar, dan tingkat bunga 8,75% per tahun. Selanjutnya, seri C dengan tenor lima tahun, jumlah pokok Rp835 miliar dan tingkat bunga 9,00% per tahun.

Adapun porsi masyarakat yang berminat membeli obligasi BTN Seri A (masa waktu satu tahun) 40%, Seri B (tiga tahun) 30%, dan Seri C (lima tahun) 30%. "Porsi pembelian obligasi 40%, 30%, dan 30%. Untuk masing-masing tenor satu, tiga, dan lima tahun," tutur Nixon. 

Kendati demikian, Nixon berharap pihaknya bisa mendapatkan dana tambahan dari obligasi ini lebih banyak dengan tenor lebih dari lima tahun. 

"Memang inginnya maturity-nya lebih panjang, tapi kan bonds itu paling banyak lima tahun. Lebih dari itu juga susah kan," ucapnya. 

Obligasi ini mendapatkan tanggal efektif pada 24 Juni dan akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Juli 2019. BTN mengantongi peringkat idAA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Bertindak selaku penjamin pelaksana emisi obligasi yakni PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia. Bertindak selaku wali amanat adalah PT Bank Mega Tbk.

Hingga kuartal I-2019, BTN mengantongi laba bersih Rp723 miliar. Capaian itu tumbuh 5,67% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama 2018 sebesar Rp684 miliar.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan laba perseroan ditopang pertumbuhan pendapatan bunga sebesar Rp6,42 triliun atau naik 21,69% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp5,27 triliun.

Namun, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BTN hanya tumbuh 1,44% atau menjadi Rp2,4 triliun. Tipisnya pertumbuhan bunga bersih salah satu penyebabnya adalah akibat tertekan biaya dana (cost of fund).

"Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit naik 19,57% (yoy), dari Rp202,5 triliun pada triwulan I-2018, menjadi Rp242,13 triliun," kata Maryono 

Dana pihak ketiga (DPK) BTN mencapai Rp215,82 triliun atau meningkat 10,98% dari kuartal I-2018, sedangkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan mencapai 17,62% per kuartal I-2019.

Berita Lainnya
×
tekid