OJK: Jumlah ideal bank disesuaikan kondisi pasar

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan jumlah ideal bank di Indonesia harus dilihat berdasarkan kondisi pasar (market based). 

Pernyataan Wimboh tersebut menanggapi Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) yang meminta pengurangan jumlah bank di Indonesia. 

"Minta kan boleh, tapi harus (dilihat) market based, tidak bisa dipaksakan," ujar Wimboh di Jakarta, Selasa (29/1). 

Seperti diketahui, berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) periode November 2018, jumlah bank umum yang beroperasi di Indonesia tercatat 115 bank. Saat ini, ada beberapa bank yang tengah membidik aksi merger.

Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo menyatakan jumlah ideal bank di Indonesia harus sekira 70 bank. Untuk itu, dia meminta agar ada konsolidasi bank bisa ditekan. 

Wimboh juga menyoroti tentang perbankan yang sudah melakukan efisiensi suku bunga kredit. Padahal, Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan BI hingga 6%. 

Lebih lanjut, Wimboh mengimbau untuk meningkatkan teknologi.  Sehingga dana yang dikeluarkan bisa lebih murah dan lebih efisien. 

"Sehingga kalau ada kenaikan suku bunga, tentunya itu tidak serta merta dibebankan kepada kenaikan suku bunga kredit. Karena bisa meningkatkan efisiensinya," ujar Wimboh. 

Kendati demikian, bunga deposito sejak Mei secara sudah mengalami peningkatan, baik itu bunga deposito yang satu bulan, tiga bulan, enam bulan, hingga 12 bulan. 

Dari catatan OJK, suku bunga deposito yang satu bulan pada Desember 2018 telah mencapai 6,92%, jika dibandingkan Desember 2017 hanya 5,74%. 

Kemudian untuk yang tiga bulan, pada Desember 2018 bunga deposito telah mencapai 6,84%, di mana pada Desember 2017 baru mencapai 6,13%. 

Demikian juga yang enam bukan, pada Desember 2018, bunga deposito sudah mencapai 7%, sebelumnya pada periode yang sama (Desember 2017) baru mencapai 6,57%. 

Sementara bunga deposito untuk 12 bulan mengalami penurunan. Pada Desember 2018 mencapai 6,5%, sementara pada Desember 2017 mencapai 6,73%. 

"Tentunya kami harapkan di 2019 perbankan tetap meningkatkan efisiensinya," kata Wimboh.