sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jaga permintaan dan penawaran, OJK keluarkan berbagai instrumen di pasar modal

Menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar modal menjadi penting di masa transisi.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 26 Jan 2021 13:31 WIB
Jaga permintaan dan penawaran, OJK keluarkan berbagai instrumen di pasar modal

Situasi global dan pandemi Covid-19 berpengaruh besar pada sektor pasar modal. Pada 2021, seluruh dunia melakukan proses transisi untuk pemulihan ekonomi, sehingga Indonesia mengandalkan sentimen positif dalam negeri untuk mendorong kinerja pasar modal.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, ekonomi Indonesia sebagian besar didorong oleh pertumbuhan dalam negeri, karena itu menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar modal menjadi penting di masa transisi.

"Di pasar modal ini, bagaimana menyeimbangkan keperluan atau permintaan orang akan berbagai instrumen yang ada. Kita tahu di masa pandemi ini, banyak orang yang tadinya konsumtif menjadi berkurang, karena ruang geraknya berkurang dan pasti ini disposable income-nya banyak sekali dan ini menjadi kekuatan untuk investasi," kata Wimboh, Selasa (26/1).

Akibatnya, jumlah uang yang mengalir ke pasar modal cukup banyak. Apabila instrumen dan issuer di pasar modal tidak ditambahkan, maka permintaannya tidak akan selaras dan harga instrumen investasinya bisa tinggi.

"Ini situasi yang harus kami kendalikan di 2021 dan ini barangkali masih akan terjadi. Kami akan mempercepat dan mempermudah untuk suplai atau emiten yang raising fund di pasar modal," ujar dia.

Selain mempermudah emiten melakukan raising fund, OJK juga merilis Securities Crowd Funding (SCF) atau penawaran efek melalui layanan urun dana berbasis teknologi untuk meningkatkan suplai kebutuhan pendanaan.

SCF ini bisa digunakan bagi pengusaha muda untuk menggalang dana, terutama yang sudah mendapatkan SPK (Surat Perintah Kerja) dari proyek pemerintah. Menurut dia, kebutuhan pendanaan untuk pengerjaan proyek pemerintah dan pemda melalui SPK dalam setahun bisa mencapai Rp74 triliun.

"Ini jumlahnya bisa kecil, Rp10 miliar dan ini gampang prosesnya. Mungkin jika pinjam ke perbankan belum cukup memiliki credit record, dan ini kita buka di pasar modal silakan, asal punya SPK langsung bisa diberi," tutur dia.

Sponsored

Di sisi lain, Wimboh menuturkan pengawasan menjadi penting agar suplai di pasar modal tidak terlalu banyak, dibandingkan permintaan investor. Sebab, hal ini akan membuat pasar modal kembali terkoreksi.

"Tetapi paling tidak secara kasat mata, permintaannya cukup besar dari ritel, ini kami sambut baik, dan kami terus push untuk SCF," ucap dia. 

Berita Lainnya
×
tekid