sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

OJK optimistis perekonomian Indonesia tumbuh lebih baik

Walaupun sudah terlihat membaik, perekonomian nasional masih memiliki tantangan, terutama dari global dan domestik.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Jumat, 26 Nov 2021 21:48 WIB
OJK optimistis perekonomian Indonesia tumbuh lebih baik

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong pembangunan ekonomi nasional sesuai dengan perintah yang ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), beberapa pekan lalu, soal semua jajaran kementerian atau lembaga dapat membangun optimisme baru untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Salah satu upayanya dengan melakukan program vaksinasi untuk menekan angka Covid-19. 

Beberapa pekan ini, angka Covid-19 sudah menunjukkan penurunan dan pertumbuhan ekonomi pun menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan sekaligus Anggota OJK, Heru Kristiana.

"Tren perekonomian di domestik berangsur-angsur membaik di tahun 2021. Negara-negara advice ekonomi sudah menunjukkan angka positif. Kita lihat Inggris pada tahun 2020 lalu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih bagus dari periode-periode sebelumnya bahkan pertumbuhan Indonesia tidak ketinggalan karena sudah menunjukkan tanda-tanda bangkit dari keterpurukan dari periode sebelumnya," katanya dalam acara “Membangun Optimistisme Baru untuk Mendorong Percepatan PEN".

Terlihat pada pertumbuhan II dan III, Indonesia telah menunjukkan ekspansi masing-masing sebesar 7,07% (yoy) dan pertumbuhan pada periode berikutnya 3,51% (yoy) dan diharapkan pada 2021 hasil akhirnya akan jauh lebih baik daripada 2020.

Dia menjelaskan, pemerintah mempunyai target perekonomian nasional sebesar 3,7%-4,5% pada akhir tahun 2021. Beberapa lembaga dunia, seperti World Bank dan IDB juga turut memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini dapat mencapai masing-masing 3,7%, 3,2%, dan 3,5%. 

Heru mempaparkan, stabilitas ekonomi saat ini sudah lebih baik setelah terpuruk karena Covid-19. Perbankan dalam penyaluran kredit juga sudah jauh lebih membaik karena mulai tumbuh positif. Per Oktober 2021, tumbuh 3,21% (yoy) dalam suku kredit yang masih dalam rentan yang aman. 

“Saat ini rentan aman. Kami mencatat juga MPA gross sebesar 2,21%. Namun di sisi lain, masih menunjukkan tingkat yang harus kita waspadai. Kemudian juga permodalan cukup kuat adu rasio KPPM sebesar 25,34%. Kemudahan pertumbuhan DPK naik 9,44%. Tentunya ini turut mendukung apple to apple sehingga beberapa rasio menunjukkan likuiditas cukup baik," tesgasnya.

Demikian juga profitabilitas cukup baik. Masing-masing memiliki nilai di bulan September NIM 4,52% dan Oktober 4,52% serta BOPO September 83,61% dan Oktober 83,14%. Adapun yang harus diwaspadai, menurutnya, GAP Pertumbuhan DPK vs kredit dan dana pihak ketiga yang dapat menurunkan stabilitas perekonomian nasional. Risiko kredit pun masih menjadi perhatian.

Sponsored

Walaupun sudah terlihat membaik, menurutnya, perekonomian nasional masih memiliki tantangan, terutama dari global dan domestik. “Antara lain pertama, dampak tapering The Fed."

"Kedua, potensi kenaikan suku bunga; ketiga, normalisasi kebijakan di tiap negara; keempat, tidak meratanya distribusi vaksin antarnegara; dan kelima, melonjaknya kembali kasus Covid-19 di beberapa negara yang berpotensi melakukan pembatasan sosial," jelasnya

Heru menambahkan, di balik mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, ada isu perbankan yang menjadi tantangan saat pandemi, yaitu tantangan jangka pendek dan struktural. Masing-masing mempunyai perannya.

“Tantangan jangka pendek yang ketidakpastian dalam penyelesaian pandemi serta menyerap dan menopang kredit tentu kita cermati bersama," katanya. "Sementara itu, untuk tantangan struktural, kita membagi beberapa aspek, di antaranya dari pemenuhan ekonomi digital," tutupnya.

Berita Lainnya
×
tekid