Atasi kelangkaan oksigen, pemerintah minta bantuan ke perusahaan besar
Tabung oksigen menjadi langka akibat lonjakan kasus Covid-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah akan terus memperbanyak suplai oksigen untuk kebutuhan medis perawatan pasien Covid-19.
"Pemerintah akan memperbanyak suplainya," kata Budi dalam sesi jumpa pers usai rapat terbatas, Senin (12/7).
Sebagaimana diketahui, tabung oksigen menjadi langka akibat lonjakan kasus Covid-19.
Salah satu langkah yang akan dilakukan pemerintah adalah mengupayakan bantuan dari perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kelebihan kapasitas oksigen. Menurutnya, jumlah oksigen dari perusahaan besar tersebut bisa mencapai 360 ton hingga 460 ton per hari.
Selain itu, pemerintah juga akan melakukan impor oksigen. "Kami akan mengimpor dari luar negeri yang sudah disetujui Presiden Joko Widodo dengan Kementerian Perindustrian," ujar Budi.
Budi memperkirakan, impor tersebut akan menambah pasokan oksigen sekitar 600 ton hingga 700 ton per hari.
"Pemerintah juga akan mengimpor banyak oksigen konsentrator. Ini alat kecil, harganya sekitar US$600 sampai US$800 yang bisa dipasang di rumah sakit dan rumah-rumah untuk memproduksi oksigen dari udara. Yang penting harus ada koneksi listrik," tutur dia.
Dia berharap tiga langkah tersebut dapat segera mengatasi masalah suplai oksigen untuk perawatan Covid-19, baik di rumah sakit maupun di rumah pribadi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, pemerintah akan meminjamkan oksigen konsentrator ini ke masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Itu kami pinjamkan ke rumah, kalau sudah selesai digunakan, diambil. Itu (kapasitasnya) bisa lima liter, bisa digunakan lima hari. Kalau Covid-19 sudah selesai, alatnya bisa dibagikan ke rumah sakit," tutur Luhut dalam kesempatan yang sama.