sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pakai agen hayati, petani Rejang Lebong sukses kendalikan OPT

Pemakaian pestisida kimia sintetik akan menimbulkan masalah, seperti resistensi hama.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Rabu, 09 Sep 2020 15:08 WIB
Pakai agen hayati, petani Rejang Lebong sukses kendalikan OPT

Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang biasa menyerang pohon cabai yang dibudidayakan Kelompok Tani (Poktan) Pelita Tani di Desa Suban, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, kini mulai terkendali. Kemajuan terjadi setelah menerapkan pola pengembangan ramah lingkungan.

"Setelah rutin mengaplikasikan agen hayati Trichoderma ke lahan, maka penyakit utama cabai, seperti layu fusarium dan antraknosa, lebih terkendali dari sebelumnya," ucap Ketua Poktan Pelita Tani, Sunaidi, dalam keterangan tertulis, Rabu (9/9).

Petani Rejang Lebong mulai mengadopsi agen hayati setelah pemerintah menerima bantuan dari pemerintah. Pun telah terdapat 26 kelompok gerakan pengendalian (gerdal) petani. Diharapkan langkah serupa dilakukan petani lainnya.

"Petani diharapkan makin terampil dan mandiri dalam strategi pengendalian OPT serta menularkan ilmu dan semangatnya ke kelompok tani cabai lainnya," kata Koordinator Pengendali OPT (POPT) Rejang Lebong, Nurmansyah.

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, menyatakan, pemakaian agen hayati perlu digencarkan. Pangkalnya, pestisida kimia sintetik kerap menimbulkan masalah, seperti resistensi hama. 

"Aplikasi agen hayati termasuk salah satu strategi pengendalian OPT ramah lingkungan yang potensial karena manfaatnya telah banyak dirasakan petani," jelas Anton, sapaannya.

Dirinya mengignatkan, kerugian yang ditimbulkan dari serangan OPT sangat besar. Selain menurunkan kuantitas dan kualitas produksi, petani terancam gagal panen. 

Untuk itu, Kementan bersama Dinas Pertanian (Distan) daerah menggagas kegiatan gerdal OPT ramah lingkungan.

Sponsored

Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf, menambahkan, kegiatan gerdal dilaksanakan secara gotong royong antara petani dan petugas lapangan guna mengamankan produksi.

"Dengan adanya kegiatan gerdal yang menggunakan bahan-bahan pengendali ramah lingkungan, seperti agen hayati, harapannya akan diperoleh produk pertanian yang aman bagi konsumen dan tidak mencemari lingkungan hidup," tandasnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid