sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pasar keuangan domestik alami tekanan, tapi masih terjaga

OJK terus memantau risiko yang akan muncul dari dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap likuiditas pasar keuangan

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Kamis, 26 Jul 2018 17:02 WIB
Pasar keuangan domestik alami tekanan, tapi masih terjaga

Stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia masih dalam kondisi terjaga, di tengah ketidakpastian pasar keuangan. Dipicu sentimen negatif dari eskalasi perang dagang AS dan Tiongkok telah mendorong pelemahan pasar keuangan global. Demikian hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan Otoritas Jasa Keuangan pada Juli ini yang dipublikasikan Rabu (25/6). 

Selain itu, perekonomian global juga menghadapi tantangan berkurangnya likuiditas seiring dengan berlanjutnya normalisasi kebijakan The Fed dan inflasi Personal Consumption Expenditure AS Juni 2018 yang telah mencapai target sebesar 2%. "Perkembangan ini menyebabkan tekanan di pasar keuangan global, khususnya di emerging market," tutur OJK dalam keterangannya.  

Sejalan dengan perkembangan kondisi global tersebut, pasar keuangan domestik juga mengalami tekanan. IHSG pada Juni 2018 melemah sebesar 3,08% dan ditutup di level 5.799,2, dengan investor nonresiden mencatatkan net sell sebesar Rp9,1 triliun.

Namun, memasuki Juli 2018 tekanan sedikit mereda, IHSG pada 24 Juli 2018 ditutup di level 5.931,8 atau tumbuh 2,29% sejak awal Juli 2018, dan mencatatkan net buy investor nonresiden sebesar Rp795 miliar, meski jika dihitung sejak awal 2018 masih mencatatkan net sell sebesar Rp50,2 triliun.

Di pasar SBN, per Juni 2018, yield SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sebesar 44,0 bps, 79,3 bps, dan 55,1 bps (Mei 2018: rata-rata meningkat 27,7 bps). Investor nonresiden mencatatkan net sell di pasar SBN sebesar Rp3,6 triliun. 

Di tengah tekanan ke pasar keuangan domestik tersebut, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Juni 2018 secara umum masih terjaga walaupun turut mengalami moderasi (berbagai indikator masih menunjukkan pertumbuhan meski melambat dibanding tahun sebelumnya).

Piutang pembiayaan sampai Juni 2018 tumbuh 5,18% yoy (Mei 2018: 6,37% yoy). Premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh sebesar 29,4% yoy dan 15,9% yoy. 

Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan Juni 2018 mengalami peningkatan sebesar 10,75% yoy (Mei 2018: 10,26% yoy). Sedangkan penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 6,99% yoy (Mei 2018: 6,47%).

Sponsored

Di pasar modal, penghimpunan dana sampai dengan Juni 2018 mencapai Rp108 triliun. Emiten baru tercatat sebanyak 31 perusahaan atau lebih banyak dibanding posisi Januari - Mei 2018 sebesar 18 perusahaan. Total dana kelolaan investasi hingga Juni 2018 mencapai Rp706,2 triliun. 

Di tengah sentimen yang mewarnai pasar keuangan domestik, risiko Lembaga Jasa Keuangan (risiko kredit, pasar, dan likuiditas) masih terjaga pada level yang manageable. 

Hal ini ditunjukkan dari rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan sebesar 2,67% (Mei 2018 sebesar 2,79%) dan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 3,15% (Mei 2018 sebesar 3,12%). 

Sementara itu, permodalan LJK juga terjaga dengan CAR perbankan sebesar 21,91% serta RBC asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 333% dan 455%.

"OJK terus memantau risiko yang akan muncul dari dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap likuiditas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan nasional," ucap OJK lagi.
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid