sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemda Kalteng apresiasi dukungan pempus untuk food estate

Setidaknya terjadi pertambahan hasil panen 1-2 ton per hektare, akibat sentuhan teknologi benih dan mekanisasi.

Tri Kurniawan
Tri Kurniawan Kamis, 04 Feb 2021 09:11 WIB
Pemda Kalteng apresiasi dukungan pempus untuk food estate

Perkembangan positif yang terjadi di lahan food estate Kalimantan Tengah, memberikan dampak signifikan bagi daerah. Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti saat ditemui di desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu (3/2).

“Fakta di lapangan adanya food estate, infrastuktur yang menunjang ekonomi terbangun. Progresnya dapat dilihat, jalan desa diperbaiki, irigasi, dan aktifitas produksi didukung dengan optimal,” kata Sunarti.

Khusus di lahan sawah, Sunarti mengatakan telah terjadi kenaikan provitas lahan milik petani. Setidaknya terjadi pertambahan hasil panen 1-2 ton per hektare, akibat sentuhan teknologi benih dan mekanisasi.

“Petani kami kini merasakan dampak yang positif. Bila ada kekurangan di satu dua titik adalah hal yang wajar. Food estate masih terus berkembang,” tegasnya.

Mengenai isu gagal panen, Sunarti menilai sebagai perhatian masyarakat pada perkembangan food estate di Kalteng. Ia menjadikan ini sebagai kritik perbaikan untuk lebih intensif lagi melihat lapangan. 

Namun dirinya keberatan bila kejadian tersebut, di generalisir seolah menjadi kegagalan panen secara makro, dan menganggap tidak mewakili luasan pertanaman.

“Yang terjadi adalah panen cepat akibat tanaman rubuh dan terendam. Terpaksa segera dipanen,pantas bila hasilnya belum optimal. Berbeda bila  dilihat pada lahan lain yang pertanamannya sudah tepat,” tegasnya.

Sunarti menambahkan lahan yang dianggap gagal panen pun hanya luasan kecil pada titik tertentu, sehingga tidak fair bila dibandingkan luasan pertanaman yang telah siap panen yang mencapai puluhan ribu hektare.

Sponsored

“Kita akan tetap menjadi perhatian, terutama cara bertanamnya harus dirubah. Yang tanaman rubuh itu ditanam dengan sistem tabur, sehingga akarnya tidak cukup kuat menahan angin. Kita terus edukasi petaninya,” tutupnya.

Berita Lainnya
×
tekid