sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah akan ganti pembangkit listrik fosil ke EBT

Pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) akan menjamin pasokan energi bersih bagi masyarakat.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Jumat, 31 Jan 2020 15:24 WIB
Pemerintah akan ganti pembangkit listrik fosil ke EBT

Pemerintah akan mengkonversi pembangkit-pembangkit listrik berbasis fosil yang menghasilkan emisi tinggi dengan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan. Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan hal ini untuk menjamin pasokan energi bersih bagi masyarakat.

Berdasarkan data PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), terdapat 22.246 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 23 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan 46 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang akan dikonversi.

PLN sudah melakukan inventarisasi pembangkit listrik diesel yang beroperasi lebih dari 15 tahun.

"Terdapat potensi lebih dari 22.000 unit PLTD dengan total kapasitas sekitar 1,78 Gigawatt (GW) di 29 provinsi untuk diganti dengan pembangkit EBT," ujar Arifi di Jakarta, Kamis (30/1).

Selain mengkonversi PLTD tersebut, PLTU dan PLTGU yang telah beroperasi di atas 20 tahun juga ditinjau ulang untuk melihat kemungkinan dikonversi dengan pembangkit EBT.

Sebaran PLTU yang telah berusia lebih dari 20 tahun tercatat sebanyak 23 PLTU tersebar di tujuh provinsi dengan total kapasitas terpasang sebesar 5.655 MW. Sedangkan untuk PLTGU, tercatat sebanyak 46 unit dengan total kapasitas terpasang sebesar 5.912,17 MW tersebar di lima provinsi.

Menurut Arifin, pemanfaatan energi baru terbarukan saat ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi dan sudah menjadi program prioritas nasional.

"Energi terbarukan tak bisa ditawar, menjadi prioritas sebagaimana target 23% dalam bauran energi nasional tahun 2025 dan untuk mengakselerasi investasi EBT, kami sedang memfinalisasi Peraturan Presiden terkait Harga Listrik Energi Terbarukan," ujar Arifin.

Sponsored

Potensi EBT Indonesia sangat besar yakni lebih dari 400 Giga Watt, namun pemanfaatannya masih 2,5%. Peluang investasi di sub sektor EBT ini sangat besar. Target tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT hingga 2025 sebesar 17,4 Giga Watt dengan investasi sekitar US$ 41,2 miliar.

Nilai investasi tersebut terdiri dari PLT Panas Bumi sebesar US$17,45 miliar, PLT Air atau Mikrohidro senilai USD14,58 miliar, PLT Surya dan PLT Bayu senilai US$1,69 miliar, PLT Sampah senilai US$1,6 miliar, PLT Bioenergi senilai US$1,37 miliar dan PLT Hybird sebesar US$0,26 miliar.

Berita Lainnya
×
tekid