sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah buat strategi agar semua devisa kembali

Dari 100% hasil devisa ekspor, hanya 85% saja yang kembali ke dalam negeri. Itu pun belum semua yang sudah dikonversi menjadi rupiah. 

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Jumat, 27 Jul 2018 16:56 WIB
Pemerintah buat strategi agar semua devisa kembali

Pemerintah mengharapkan agar eksportir menaruh Hasil Devisa Ekspor (HDE) nya di dalam negeri. Berdasarkan data pemerintah, masih ada 15% devisa dari perusahaan yang masih tertahan di luar negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, menjelaskan dari 100% hasil devisa ekspor, hanya 85% saja yang kembali ke dalam negeri. Itu pun belum semua yang sudah dikonversi menjadi rupiah. 

Memang diakuinya masih ada kendala yang menyebabkan para eksportir belum mengembalikan devisanya ke dalam negeri. Misalkan saja para pengusaha tersebut pernah meminjam di bank di luar negeri. Karena itulah untuk membuat devisa mereka kembali, pemerintah berencana meminta eksportir membuka rekening di bank dalam negeri. 

"Sebenarnya mereka bisa cari bank luar yang punya cabang di dalam negeri juga. Kalau begitu kan dua-duanya terpenuhi. Syarat dari banknya terpenuhi. Devisanya masuk juga terpenuhi, misalnya seperti itu," jelas Darmin, Jumat (27/7) di kantornya. 

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, eksportir tidak bisa membawa kembali HDE dikarenakan kebutuhan mereka membeli bahan baku, membayar utang dan sejumlah bahan baku yang harus impor.

"Devisanya dipakai lagi untuk kewajiban dalam bentuk mata uang asing. Sedangkan kalau kewajibannya dalam Indonesia, seperti untuk membayar gaji dan seluruh kebutuhan produksinya, biasanya mereka cairkan," papar Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengaku sedang menggali insentif yang bisa diberikan untuk mendukung kegiatan pengusaha yang berkeinginan melakukan subtitusi impor. Penggunaan perluasan pengunaan Biodiesel20 (B20) untuk non-PSO (Public Service Obligation) pun diyakini dapat menekan impor bahan bakar baku minyak di Indonesia. 

"Itu semua dilakukan karena semua sadar Indonesia bisa tetap tumbuh tinggi. Makanya, keseimbangan itu harus tetap baik. Baik itu neraca pembayaran fiskal atau materi APBN dan lembaga keuangan yang lain," ujarnya. 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid