sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah jaga tingkat inflasi untuk kurangi kemiskinan

Penanggulangan inflasi terutama pada komoditas yang berkontribusi besar terhadap pengeluaran keluarga miskin, menjadi salah satu kunci.

Hermansah
Hermansah Rabu, 18 Jul 2018 09:26 WIB
Pemerintah jaga tingkat inflasi untuk kurangi kemiskinan

Pemerintah akan menjaga inflasi agar tetap terkendali karena dapat membantu upaya penurunan tingkat kemiskinan yang terus digenjot pemerintah.

"Paling utama adalah mengurangi kemiskinan. Tapi hal lain yang tidak kalah penting yaitu menjaga inflasi," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (18/7).

Penanggulangan inflasi terutama pada komoditas yang berkontribusi besar terhadap pengeluaran keluarga miskin, menjadi salah satu kunci pengurangan kemiskinan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Sedangkan komoditi non makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

"Beras kontribusinya sampai dengan 27%. Harga beras itu tidak boleh naik, sekali naik pengaruhnya sampai dengan 27%," kata Bambang.

Bambang juga menyoroti rokok kretek filter yang berkontribusi sebesar 10,21% terhadap nilai garis kemiskinan. Perubahan harga pada komoditi ini, juga akan langsung berpengaruh terhadap kemiskinan.

"Tapi bukan berarti solusinya jangan naikkan harga rokok, karena nanti argumennya rokok tidak boleh naik karena itu pengaruh ke inflasi dan kemiskinan. Justru porsi rokoknya harus dikurangi. Rokok itu lebih tinggi kontribusinya dari perumahan. Bayangkan, orang lebih 'care' rokok daripada punya rumah," ujar Bambang.

Kontribusi rokok kretek filter juga lebih tinggi dari bensin, gula pasir, mie instan, dan daging ayam ras, serta telur, yang harganya saat ini masih tinggi di pasaran.

Sponsored

BPS mencatat, pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia mencapai 25,95 juta orang atau 9,82%, berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang atau 10,12%.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan Maret tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 1,82 juta orang selama periode September 2017-Maret 2018. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 128,2 ribu orang, dari 10,27 juta orang pada September 2017 menjadi 10,14 juta orang pada Maret 2018. Sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 505 ribu orang, dari 16,31 juta orang pada September 2017 menjadi 15,81 juta orang pada Maret 2018.

Selama periode September 2017-Maret 2018 terjadi inflasi umum sebesar 1,92%. Kenaikan harga beras yang cukup tinggi, yaitu mencapai 8,57% pada periode September 2017-Maret 2018, disinyalir mengakibatkan penurunan kemiskinan menjadi tidak secepat periode Maret 2017-September 2017.

 

Sumber : Antara
 

Berita Lainnya
×
tekid