sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah pakai strategi front loading terbitkan SBN 2019 Rp825 T

SBN Rp825 T berasal terdiri atas Rp661 triliun akan dipenuhi dari SBN domestik, sedangkan Rp165 triliun dari SBN valas.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 11 Des 2018 17:46 WIB
Pemerintah pakai strategi front loading terbitkan SBN 2019 Rp825 T

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayan dan Risiko Kementerian Keuangan mendorong investor untuk segera memenuhi kebutuhan investasinya terhadap instrumen Surat Berharga Negara (SBN).

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting, mengimbau agar investor lebih awal menempatkan investasi SBN pada semester I-2019. Pasalnya, pemerintah akan kembali melakukan strategi front loading.

Front loading merupakan istilah yang digunakan untuk strategi penerbitan SBN di awal tahun dengan jumlah yang cukup banyak. Dengan demikian, penerbitan utang sampai dengan akhir tahun menjadi lebih sedikit.

Loto mengungkapkan, kebutuhan penerbitan SBN tahun depan diperkirakan mencapai Rp825,7 triliun (bruto). Nantinya, sebesar Rp661 triliun akan dipenuhi dari emisi SBN domestik, sedangkan Rp165 triliun dari SBN valas atau valuta asing.

Sementara target SBN domestik senilai Rp661 triliun, 74% sampai 76%-nya akan dipenuhi dari 48 kali lelang. Masing-masing 24 kali lelang SUN dan 24 kali lelang Sukuk Negara. Selebihnya, 9% sampai 10% dari non-lelang.

Adapun pemerintah menargetkan akan menerbitkan SBN pada semester I-2019 antara 50% hingga 60% dari target tersebut. Khusus untuk penerbitan SBN domestik, penerbitan di semester pertama akan mencapai 52%.

“Bagi investor untuk sesegera mungkin membeli SBN di semester pertama. Sebab tidak tertutup kemungkinan kebutuhan pendanaan pemerintah dapat terpenuhi lebih cepat," kata Loto di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (11/12).

Loto mengungkapkan, pada tahun ini pemerintah memutuskan membatalkan sisa lelang yang seharusnya digelar sejak akhir November hingga Desember. Menurutnya, target SBN netto tahun depan sebesar Rp389 triliun. Jumlah itu merupakan batas atas. Artinya, bila nanti realisasi kebutuhan pendanaan APBN 2019 ternyata lebih kecil, pemerintah bisa mengurangi target pembiayaan. 

Sponsored

Selain itu, apabila pemerintah bisa mendapatkan alternatif pembiayaan yang lebih murah, target penerbitan SBN bisa lebih rendah.

“Artinya, kalau kami tawarkan dari awal, belilah sejak awal, jangan tunda. Kalau kami tutup lelangnya, bapak dan ibu akan kelimpungan. Jangan komplain di akhir tahun. Kalau sudah perlu, beli duluan, dari pada nanti tidak kebagian,” katanya. 

Lebih lanjut, Loto juga mengajak agar investor domestik semakin gencar menguasai pasar SBN tahun depan. Oleh karena itu, pihaknya akan meningkatkan jumlah penerbitan instrumen SBN ritel yakni dari 5 seri pada tahun ini menjadi 10 seri pada tahun depan.

“Seharusnya investor lokal yang setia terhadap SBN, karena kita mengenal dana-dana yang dikeluarkan APBN itu untuk apa saja, kemudian daerah mana saja yang memerlukan pembiayaan pemerintah, sehingga kitalah yang seharusnya berperan penting dalam pembiayaan APBN,” ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid