Pemerintah siap hadapi perlambatan ekonomi dunia

Pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, pemerintah telah memperkirakan sejak lama, kondisi ini akan terjadi.

"Kita sedang siapkan langkah-langkah untuk mendorong ekspor, tapi ya jangan ditanya dulu detailnya," kata Darmin di kantornya pada Senin (21/1) malam.

Kendati demikian, Darmin masih optimistis proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini sesuai dengan asumsi 5,3%. Menurutnya, pemerintah telah memperkirakan pelemahan ekonomi global ini jauh-jauh hari, sehingga siap menghadapinya.

Pemerintah juga sudah menerbitkan beberapa kebijakan untuk menarik investasi. Di antaranya melalui penyederhanaan izin usaha melalui online single submission (OSS) dan insentif untuk investasi, terutama bagi industri pionir. 

"Kita sudah memperkirakan itu sebenarnya sejak tahun lalu, cuma ya memang ada kemudian yang datangnya lebih cepat," ujarnya.

Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa ekspansi global telah melemah. Ekonomi dunia diperkirakan akan tumbuh 3,5% pada 2019, dan 3,6% pada 2020.

IMF mengatakan pertumbuhan dinilai pada 0,2 persentase poin lebih rendah untuk tahun ini dan 0,1 persentase poin lebih rendah untuk tahun depan, dibandingkan dengan proyeksi Oktober lalu.

"Setelah dua tahun mencatat ekspansi solid, ekonomi dunia tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan, dan resiko-resiko meningkat," kata Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, pada konferensi pers di Davos, Senin (21/1) waktu setempat.

Saat rapat dengan DPR, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan proyeksi ekonomi global yang tumbuh rendah sepanjang tahun ini, akan memberikan dampak langsung terhadap pelemahan aktivitas perdagangan global. 

Pertumbuhan global yang melambat, bisa memberikan tekanan kepada harga komoditas di dunia, meski tidak merosot terlalu tajam. 

"Ini adalah sesuatu yang perlu kita waspadai, karena beberapa sektor di dalam ekonomi kita sangat bergantung terhadap harga komoditas," kata Sri Mulyani pada Rabu (16/1) di DPR.