sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah targetkan Indonesia-Chili CEPA tingkatkan surplus

Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Chili (IC-CEPA) akan menghapus tarif impor kedua negara hingga nol persen.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Sabtu, 18 Mei 2019 15:07 WIB
Pemerintah targetkan Indonesia-Chili CEPA tingkatkan surplus

Pemerintah mengharapkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Chili (IC-CEPA) dapat meningkatkan surplus neraca perdagangan RI dengan Chili.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan IC-CEPA akan segera berlaku. Dengan IC-CEPA, importir Chili akan mendapatkan kemudahan serta tarif yang lebih murah, bahkan nol persen. Begitu pula dengan perusahaan eksportir Indonesia.

“Untuk itu, diharapkan IC-CEPA dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin," usai mengikuti rangkaian kegiatan forum bisnis di Santiago, Chili, Jumat (17/5) waktu setempat.

Salah satu produk ekspor Indonesia yang berpotensi meningkat tajam ke Chili dan mendapatkan manfaat dari kemitraan ini adalah kertas.  Saat ini, ekspor kertas Indonesia ke Chili pada periode Januari-April 2019 naik 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Sehingga sampai akhir 2019 diperkirakan ekspor kertas dari Indonesia ke Chili naik sampai 200%," kata Enggar.

Dengan implementasi IC-CEPA, Indonesia juga dapat berperan menjadi hub masuknya produk-produk dari Chili ke ASEAN serta Australia dan Selandia Baru.

Selain itu, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Regional Komprehensif (RCEP) yang ditargetkan selesai tahun ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Chili.

"Potensi pertumbuhan perdagangan Indonesia-Chili sangat besar. IC-CEPA tidak hanya akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Chili, tetapi juga ekspor ke negara-negara lain di kawasan Amerika Latin," kata Enggar.

Sponsored

Nilai perdagangan Indonesia-Chili tercatat sebesar US$274,1 juta tahun 2018 dan Indonesia masih mengalami surplus US$43,87 juta.

Isu lain yang mengemuka dalam forum bisnis, yang merupakan rangkaian kegiatan misi dagang tersebut, adalah sertifikasi halal yang menjadi keharusan bagi produk makanan dan minuman agar bisa masuk ke Indonesia.

Enggartiasto menyampaikan bahwa sertifikasi halal merupakan suatu keharusan, namun pemerintah akan membantu agar hal ini tidak menjadi suatu hambatan.

Bersamaan dengan pelaksanaan kesepakatan dagang, delegasi juga menerima kunjungan sejumlah pelaku usaha Chili, salah satunya adalah Midesa, perusahaan asal Chili yang berinvestasi di Sulawesi Selatan dengan nilai sebanyak US$ 3 juta – 4 juta mulai 2019.

Investasi Midesa akan berjalan dengan pendirian tempat pengolahan rumput laut untuk dijadikan tepung bagi kebutuhan ekspor. Dalam investasi itu, Midesa memberdayakan para petani rumput laut lokal, mulai dari budi daya rumput laut hingga pengolahan rumput laut menjadi tepung.

Enggartiasto juga bertemu dengan Manajer Ekspor Colun Company, Sebastian Vargas. Colun adalah perusahaan penghasil produk-produk berbahan dasar susu dari Chili. Dalam pertemuan ini, Mendag menyampaikan keinginannya untuk menjajaki peluang sumber alternatif impor susu selain dari Eropa.

Dengan masuknya Colun ke Indonesia, maka pasar produk-produk sejenis di Indonesia akan lebih kompetitif, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk dan menurunkan harga produk bagi konsumen.

Dalam forum bisnis ini, Enggartiasto didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo, serta Wakil Kepala Perwakilan RI untuk Chili Amin M. Wicaksono.

Usai menyelesaikan rangkaian kegiatan misi dagang di Santiago, Enggartiasto dijadwalkan menghadiri Pertemuan para Menteri yang bertanggung jawab di bidang perdagangan dalam Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik 2019 di Vina del Mar, Chili. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid