sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah targetkan inflasi volatile food di bawah 4%

Inflasi volatile food jadi sasaran karena merupakan penyumbang inflasi terbesar.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Jumat, 14 Feb 2020 11:10 WIB
Pemerintah targetkan inflasi volatile food di bawah 4%

Pemerintah menargetkan inflasi volatile food atau harga bahan makanan bergejolak pada 2020 sebesar 4%, di samping inflasi indeks harga konsumen (IHK) yang dipatok sebesar 3%.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan indikator inflasi volatile food dimasukan dalam target pemerintah tahun ini karena pengaruh dari harga bahan makanan bergejolak yang cukup tinggi.

"Pemerintah menargetkan menjaga sasaran inflasi bukan hanya inflasi IHK tapi juga inflasi volatile food sebesar 4%. Karena kita tahu faktor peyumbang inflasi itu kan bahan makanan yang sebagian besar adalah volatile food," katanya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (13/2). 

Iskandar pun menuturkan pengendalian inflasi volatile food pada tahun ini untuk menjaga daya beli dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pasalnya, sebagian besar konsumsi masyarakat masih didominasi oleh bahan pangan yang sebagian besar masuk ke dalam kategori volatile food. 

"Maka itu, ini menjadi perhatian pemerintah untuk menjaga daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Itu yang menjadi dasar kenapa volatile food menjadi sasaran pemerintah dalam upaya menjalankan inflasi dalam sasarannya 3±1%," ujarnya.

Selain itu, Iskandar melanjutkan, pemerintah juga akan menjaga disparitas harga antar tempat dan waktu.

"Contohnya ketika panen harga anjlok, ketika paceklik harga naik. Itu menjadi fokus pemerintah dan Bank Indonesia dalam usaha pengendalian harga. Jadi tidak hanya terbatas antar tempat tapi juga waktu," ucapnya.

Sponsored

Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menjelaskan dalam usaha untuk menjaga stabilitas inflasi volatile food pemerintah akan memperkuat empat pilar strategi.

"Pertama adalah dengan menjaga keterjangkauan harga, lalu menjamin ketersediaan pasokan, menjaga kelancaran distribusi, dan melakukan komunikasi efektif," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid